Tim peneliti arkeologi menemukan sisa-sisa perahu dari awal masa  sejarah (proto sejarah) di situs Air Sugihan yang terletak di pantai  timur Sumatera Selatan. Temuan itu memperkuat dugaan bahwa kawasan  pantai timur Sumatera Selatan sudah terlibat dalam jaringan perdagangan  antarpulau sebelum kemunculan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.
Sisa-sisa  perahu yang ditemukan tim peneliti berupa satu papan perahu sepanjang  10,7 meter, kemudi perahu, gading atau bagian penguat rangka, papan  perahu bagian haluan dan buritan, serta dayung. Ada juga tali ijuk yang  diduga digunakan untuk mengikat bagian papan kayu.
Seluruh hasil  temuan itu digali dari sektor Margomulyo, satu dari 50 sektor yang ada  di situs Air Sugihan. Agustijanto Indradjaya, ketua tim peneliti dari  Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional (Puslitbang  Arkenas), Rabu (10/8/2011), mengatakan bahwa sejak digali pada 2007,  baru tahun ini mereka menemukan sisa-sisa perahu di situs Air Sugihan.
Situs  Air Sugihan berada di timur laut Kota Palembang. Situs ini berada di  daerah aliran Sungai Air Sugihan, yaitu anak cabang Sungai Musi. Agus  menjelaskan, sebelum Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 Masehi,  beberapa abad sebelumnya, yaitu abad ke-3 sampai abad ke-5 Masehi,  daerah di sepanjang Air Sugihan sudah tumbuh permukiman padat. Ini  terbukti dari sebaran situs yang mencapai 50 lokasi, salah satunya  adalah Margomulyo.
Sisa permukiman
Di Air  Sugihan, selain menemukan sisa permukiman berupa tiang pancang kayu  nibung, para peneliti juga menemukan manik-manik emas, batu, dan kaca.  Temuan manik-manik tersebut mirip dengan temuan di situs Oc-eo, lembah  Sungai Mekong di Vietnam.
"Kemiripan itu memunculkan dugaan sudah  ada kontak antara masyarakat Air Sugihan dengan orang Oc-eo di Vietnam.  Namun, seperti apa bentuk hubungan itu masih harus diteliti lagi," kata  Agus. Peneliti menduga, wilayah Air Sugihan sudah menjadi persinggahan  jalur perdagangan India-China di bawah kendali Kerajaan Ko-Ying (abad  ke-3 Masehi) atau Kerajaan Kantoli (abad ke-5 Masehi) sebelum adanya  Sriwijaya.
Bambang Budi Utomo, peneliti ahli kebudayaan  Hindu-Buddha, mengatakan, budaya bahari yang berkembang pesat pada zaman  Kerajaan Sriwijaya, cikal bakalnya bisa dilihat dari hasil temuan  perahu di Margomulyo.
Melihat dari ukuran perahunya yang jauh  lebih kecil daripada perahu pada zaman Kerajaan Sriwijaya, para peneliti  menduga perahu dari Margomulyo ini hanya untuk angkutan perdagangan  antarpulau. 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar