Tampilkan postingan dengan label cerita nyata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita nyata. Tampilkan semua postingan
Senin, 26 Desember 2011
Romantis : Menyusun Pecahan Huruf Selama 6 Tahun untuk Melamar Gadis Cek TKPnya
Desember 26, 2011
Lamaran pernikahan romantis ini ditulis dalam potongan-potongan kertas dan dibawa ke berbagai tempat di dunia. Serpihan huruf dalam pesan berbunyi "Kami selalu tahu" itu diabadikan pasang tersebut dalam waktu 6 tahun. Kalimat itu diejanya dari berbagai sudut dunia. Romantis! Adalah seorang pria, yang bekerja sebagai pilot di Kanada bersama pacarnya berkeliling dunia ke berbagai tempat. Di mana pun mereka berada, keduanya mengabadikan diri dalam sebuah gambar dan video sambil memegang sebuah kertas bertulis sebuah huruf. Jika huruf-huruf itu dirangkai, maka akan terbaca 'We always knew' atau 'kami selalu tahu'.
Pria itu menuliskan "Kami ingin membuktikan bahwa jika suatu hari kita menikah akan mengingat pesan 'kita selalu tahu'," ujar pria tersebut. Saat berada di kampung halamannya di Montreal, pria yang berusia 26 tahun itu meminta dua temannya membawa sebuah spanduk. Saat itu, dia dan kekasihnya membawa kertas bertuliskan huruf 'W' yang menjadi potongan terakhir dari kalimat 'We always knew'. Di tempat tersebut, pria itu dan kekasihnya berfoto bersama sembari membawa kertas bertulis huruf 'W'.
Tanpa diketahui sang pacar, kedua teman pria itu membentangkan spanduk di belakang keduanya saat berfoto, sehingga terbaca tulisan 'Will you marry me?' atau 'Maukah kau menikah denganku?". Pria itu lantas memperlihatkan hasil foto keduanya kepada sang kekasih. Sesaat kemudian dia berlutut serta mengeluarkan cincin. Lamaran romantis itu dijawab dengan cepat oleh sang perempuan. "Iya," katanya sambil mengangguk dan menitikkan air mata saking terharunya.
Seorang teman yang merekam gambar tersebut lalu mengunggahnya ke YouTube. Pengguna YouTube yang mengetahui postingan ini memberikan selamat kepada pasangan berbahagia tersebut. Video itu bisa dilihat di bawah ini.
"Saya tidak mengerti tentang hal romantis, tapi hati saya mulai berdetak begitu keras ketika mereka hendak mengambil gambar terakhir. Itulah bukti pangeran impian itu ada!" kata pengguna lain, ensa89.dalam komentarnya di youtube.
Anjing yang Setia Tunggui Makam Tuannya
Desember 26, 2011
Seekor anjing di desa kecil China menolak meninggalkan makam tuannya yang meninggal awal bulan ini. Penduduk desa yang merasa tersentuh dengan nasib anjing berbulu coklat tua ini lantas berencana membuatkannya sebuah kandang kecil dekat makam tuannya.
anjing setia penunggu makam tuannyaCerita ini bermula ketika Lao Pan, pria 68 tahun yang hanya tinggal dengan anjingnya di desa Panjiatun, Provinsi Shandong, China, meninggal karena sakit yang dideritanya pada awal November. Setelah kepergiannya, seperti dilansir dari halaman Daily Mail pada Rabu 23 November 2011, anjing Lao tiba-tiba menghilang dari desa.
Beberapa waktu kemudian, penduduk secara tidak sengaja menemukan si anjing berada di makam tuannya. Selama tujuh hari berturut-turut, duduk di samping kuburan majikannya, sungguh mengarukan. Anjing tersebut tak pernah sekalipun jauh-jauh meninggalkan tempatnya, bahkan untuk sekedar mencari makan pun tidak.
"Saya memberinya bakpao waktu anjing ini tiba-tiba datang ke rumah saya. Dia memang mengambil bakpao itu, tapi dia kemudian lari kembali ke makam," kata seorang penduduk desa, seperti dikutip dari MSN. Ia juga mengatakan sempat berusaha mengembalikan si anjing ke desa, namun gagal karena anjing selalu menuju kembali ke makam Lao.
Sadar bahwa yang diinginkan si anjing hanyalah menemani tuannya di tempat peristirahatan terakhirnya, para penduduk memutuskan secara berkala membawakan makanan dan minuman ke makam. Mereka bahkan berencana membuatkan kandang dekat makam Lao untuk tempat tinggal si anjing.
Kisah anjing yang setia menunggui makam tuannya ini mengingatkan pada kisah Bobby, seekor anjing Skotlandia yang menghabiskan sepanjang sisa hidupnya duduk di atas makam tuannya di Greyfiars Kirkyard. Bobby adalah anjing milik John Gray, seorang polisi yang meninggal pada 1858 akibat TBC.
Jumat, 23 Desember 2011
Misteri kerajaan Shambhala
Desember 23, 2011
Selama ribuan tahun, ada sebuah rumor yang beredar, bahwa di suatu tempat di Tibet, diantara puncak-puncak bersalju Himalaya dan lembah-lembah yang terpencil, ada sebuah surga yang tidak tersentuh, sebuah kerajaan dimana kebijakan universal dan damai yang tidak terlukiskan berada. Sebuah kerajaan yang disebut Shambala.
James Hilton menulis mengenai kota mistik ini pada tahun 1933 di dalam bukunya yang berjudul "Lost Horizon". Hollywood lalu mengangkatnya dalam film produksi tahun 1960, "Shangri-la". Bahkan penulis terkenal James Redfield yang menulis The Celestine Prophecy juga menulis satu buku yang berjudul "The Secret of Shambala : In Search of the Eleven Insight." Shambhala yang misterius ini juga dianggap sebagai sumber bagi Kalachakra, yaitu cabang paling tinggi dan esoterik dalam mistik Tibet.
Legenda mengenai Shambhala sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Kita bisa menemukan catatan tentang kerajaan ini di dalam teks-teks kuno seperti Kalachakra dan Zhang Zhung yang bahkan sudah ada sebelum agama Budha masuk ke Tibet.
Kata Shambala (atau Shambala) berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "Tempat kedamaian" atau "Tempat keheningan". Kerajaan ini memiliki ibukota bernama Kalapa dan diperintah oleh raja-raja dinasti Kulika atau Kalki. Di tempat inilah makhluk hidup yang sempurna dan semi sempurna bertemu dan bersama-sama memandu evolusi kemanusiaan. Hanya mereka yang murni hatinya yang dapat tinggal di tempat ini. Disana mereka akan menikmati kebahagiaan dan kedamaian dan tidak akan sekalipun mengenal penderitaan.
Konon di kerajaan itu, cinta kasih dan kebijakanlah yang memerintah. Tidak pernah terjadi ketidakadilan. Penduduknya memiliki pengetahuan spiritual yang sangat mendalam dan kebudayaan mereka didasari oleh hukum, seni dan pengetahuan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan pencapaian yang pernah diraih dunia luar.
Banyak petualang dan penjelajah telah berusaha mencari kerajaan mistik ini. Menurut mereka, mungkin Shambala terletak di wilayah pegunungan Eurasia, tersembunyi dari dunia luar. Sebagian lagi yang tidak menemukannya percaya bahwa Shambala hanyalah sebuah simbol, penghubung antara dunia nyata dengan dunia yang ada di seberang sana. Tapi, sebagian orang lagi percaya bahwa Shambhala adalah sebuah dunia yang nyata.
Menurut Teks kuno Zhang Zhung, Shambhala identik dengan Lembah Sutlej di Himachal Pradesh. Sedangkan bangsa Mongolia mengidentikkannya dengan lembah-lembah tertentu di Siberia selatan.
Informasi mengenai kerajaan ini sampai ke peradaban barat pertama kali lewat seorang misionaris katolik Portugis bernama Estevao Cacella yang mendengar kisah ini dari penduduk setempat. Lalu pada tahun 1833, seorang cendikiawan Hungaria bernama Sandor Korosi Csoma bahkan menyediakan kordinat Shambhala yang dipercaya berada diantara 45' dan 50' lintang utara.
Menarik, menurut catatan Alexandra David Neel yang telah menghabiskan sebagian hidupnya di Tibet, Shambala ternyata tidak hanya dikenal di Tibet. Jauh di utara Afghanistan, ada sebuah kota kecil yang bernama Balkh, sebuah kota kuno yang juga dikenal sebagai "ibu dari kota-kota". Legenda masyarakat Afghanistan modern menyatakan bahwa setelah penaklukan oleh kaum Muslim, kota Balkh sering disebut sebagai "Lilin yang terangkat" atau dalam bahasa Persia dikenal dengan sebutan "Sham-I-Bala". Entahlah, kita tidak tahu pasti apakah kota ini berhubungan dengan Shambhala yang misterius atau tidak.
Legenda Shambhala kemudian menarik perhatian seorang penganut esoterik dan teosofi bernama Nicholas Roerich (1874-1947). Dalam keingintahuannya, ia menjelajahi gurun Gobi menuju pegunungan Altai dari tahun 1923 hingga tahun 1928. Perjalanan ini menempuh 15.500 mil dan melintasi 35 puncak-puncak gunung tertinggi di dunia. Namun usaha yang luar biasa ini tetap tidak dapat menemukan kerajaan itu.
Bahkan Nazi yang juga sangat berkaitan dengan dunia esoterik pernah mengirim ekspedisi pencarian Shambhala pada tahun 1930, 1934 dan 1938.
Tapi, tidak satupun dari antara mereka yang berhasil menemukannya.
Edwin Bernbaum menulis dalam "The Way of Shambhala" :
"Sementara penjelajah mendekati kerajaan itu, perjalanan mereka menjadi semakin sulit dilihat. Salah satu pendeta Tibet menulis bahwa peristiwa ini memang dimaksudkan untuk menjauhkan Shambhala dari para barbar yang berniat untuk menguasainya."
Apa yang ditulis oleh Bernbaum sangat berkaitan dengan ramalan Shambhala. Menurut ramalan itu, umat manusia akan mengalami degradasi ideologi dan kemanusiaan. Materialisme akan menyebar ke seluruh bumi. Ketika para "barbar" ini bersatu dibawah komando seorang raja yang jahat, maka barulah kabut yang menyelubungi pegunungan Shambhala akan terangkat dan pasukan raja ini dengan persenjataan yang mengerikan akan menyerang kota itu.
Lalu raja Shambhala ke-25 yang bernama Rudra Cakrin akan memimpin pasukannya untuk melawan pasukan Barbar itu. Dalam pertempuran itu, raja yang jahat dan pasukannya berhasil dihancurkan dan umat manusia akan dikembalikan ke dalam kedamaian.
Beberapa cendikiawan seperti Alex Berzin, dengan menggunakan perhitungan dari Tantra Kalachakra, percaya bahwa peristiwa ini akan terjadi pada tahun 2424 Masehi.
Ketika kebudayaan timur bergerak ke barat, mitos Shambhala bangkit dari dalam kabut waktu. Saya rasa, kerinduan akan kedamaianlah yang telah menyebabkan umat manusia berusaha menemukan kerajaan utopia ini. Mungkin kita tidak akan pernah menemukan Shambhala, namun mungkin juga kita tidak perlu mencari terlalu jauh.
Sebuah kisah kuno dari Tibet menceritakan bahwa suatu hari ada seorang anak muda yang bersiap untuk mencari Shambhala. Setelah menjelajahi banyak gunung, ia menemukan sebuah gua. Di dalamnya ada seorang pertapa tua yang kemudian bertanya kepada anak muda itu : "Kemanakah tujuanmu sehingga engkau rela menjelajahi salju yang tebal ini ?"
"Untuk menemukan Shambhala," Jawab anak muda itu.
"Ah, engkau tidak perlu pergi jauh." Kata pertapa itu. "Sesungguhnya Kerajaan Shambhala ada di dalam hatimu sendiri."
Benarkah ada Shambhala di hati kita ?
sumber: http://xfile-enigma.blogspot.com/2009/12/misteri-kerajaan-shambhala.html
Selasa, 18 Oktober 2011
"10 Tahun Hidupku sebagai Budak Seks"
Oktober 18, 2011
Seiring berjalannya waktu, penculik Kach mengizinkan sejumlah kebebasan terbatas. Meskipun terlalu takut dan 'dicuci otak' untuk melarikan diri, Kach akhirnya mengaku kepada seorang pemilik toko tentang apa yang terjadi. Penyingkapan rahasia sensasional itu berujung dengan kedatangan polisi untuk menyelamatkan gadis yang telah mereka cari selama satu dekade.
Sekarang, sebagai seorang perempuan dewasa, Kach berbicara untuk pertama kalinya tentang penderitaannya yang mengerikan itu. Dalam sebuah wawancara untuk memublikasikan buku barunya, Kach mengatakan, ia sudah menjadi remaja bermasalah pada saat penculikan itu terjadi. Orangtuanya berpisah. Dalam menghadapi persoalan-persoalannya, remaja itu memercayai Hose. Mereka bertemu di bawah tangga di sekolah. Kach mengatakan, ia percaya dirinya mulai menjalin sebuah hubungan dengan Hose, yang 25 tahun lebih tua dari dirinya.
Kepada KDKA-TV, ia mengatakan, "Ibu saya tidak ada dalam hidup saya pada saat itu. Ayah saya bahkan benar-benar lupa bahwa ia punya seorang putri dan kami tinggal di bawah atap yang sama, dan saya bergaul dengan orang yang salah."
Kach ingat, "Dia (Hose) seorang petugas keamanan, memakai seragam dan lencana. (Dia) seseorang yang Anda percaya, dan dia berteman dengan saya." Kach lari dari rumah orangtuanya. Pergi ke rumah Hose. Di situ, Hose tinggal bersama orangtuanya dan seorang putranya. Anehnya, orangtua Hose mengatakan, mereka tidak pernah tahu tentang keberadaan remaja itu yang menghabiskan 10 tahun bersembunyi di kamar tidur lantai dua rumah mereka.
Kepada CBS NEWS Kach mengatakan, hidupnya yang terbatas di kamar tidur Hose selama 24 jam sehari 'benar-benar mengerikan." Dia hanya diizinkan turun ke lantai bawah buat mandi sekali seminggu. Remaja labil itu dipaksa untuk menggunakan ember sebagai toilet. "Dia menaruh sebuah ember di sana, dan berkata, 'Itu kamar mandimu'," kata Kach. "Saya begitu dicuci otak. Tentu saja saya merasa terhina sekarang."
Dalam bukunya yang segera terbit, Kach menggambarkan rutinitasnya. "Seringkali saya makan selai kacang dan sandwich berlapis jelly dengan sebuah pisang dan sekaleng pop soda Faygo. Kadang-kadang Tom Hose membawa sisa makan malamnya buat saya. Sekitar dua kali seminggu di tengah malam dia membawa saya ke ruang bawah tanah yang dingin, yang berlantai beton, untuk mandi. Saya merasa baik-baik saja pada awalnya. Saya pikir saya sedang jatuh cinta dan merasa pengorbanan saya merupakan bagian dari cinta saya buat Tom Hose."
Ia mengatakan, waktu tersulit adalah saat-saat liburan. Dia menghabiskan empat kali malam Natal di dalam sebuah lemari di lantai dua rumah keluarga Hose. "Itu membuat saya sedih," katanya. "Saya memikirkan keluarga saya, bertanya-tanya apakah mereka memikirkan saya."
Kach juga dipaksa untuk mengubah warna rambutnya. Namanya pun jadi Nikki. Setelah beberapa lama, Hose mengizinkan gadis itu pergi di teras belakang rumah ketika Hose bersiap-siap untuk kerja. Dia mengatakan, dirinya terlalu takut untuk kabur karena Hose mengancam akan mencari dan membunuhnya. "Dia hanya perlu menunjuk. Saya seperti seekor anjing," katanya. "Saya melakukan apa yang majikan saya katakan kepada saya. Saya pun masuk ke lemari."
Hose memberi kebebasan terbatas kepada Kach. Ia beberapa saat boleh pergi keluar. Dia lalu berteman dengan pemilik toko terdekat di kawasan rumah Hose dan satu hari menceritakan rahasianya bahwa namanya Tanya dan dia adalah gadis yang telah dicari polisi selama bertahun-tahun.
Thomas Hose, sekarang 53 tahun, dijatuhi hukuman penjara 15 tahun setelah mengaku bersalah melakukan hubungan seksual dengan anak di bawah umur dan membahayakan hidup seorang anak. Dia memenuhi syarat pembebasan bersyarat pada Februari 2012. Kach berkata, "Dia seorang monster. Tidak ada kata-kata untuk menjelaskan dia."
Sambil menulis autobiografinya, 'The Tanya Nicole Kach story. Memoir of a Milk Carton Kid', Kach belajar untuk menjadi agen real estat.
Sejak penyekapannya berakhir, dia berjuang untuk mereformasi hubungan keluarganya. Mantan sandera itu mengklaim bahwa ayahnya tidak yakin akan kisahnya. Daily Mail melaporkan, ketika tampil pada acara bincang-bincang pada awal pekan ini, Kach mengatakan, ia telah memutus hubungan dengan ayahnya dua tahun lalu karena "dia tidak membutuhkan sesuatu yang negatif'.
Namun Jerry Kach membalas dengan mengatakan, ia merasa dijadikan seperti setan oleh buku putrinya yang terasing itu, lapor Pittsburgh Tribune Review. Jerry Kach mengatakan, "Jika Anda ingin pergi keluar dan menceritakan kisah Anda, pergi ke TV sampah dan Anda punya 15 menit, silakan. Tapi jangan menyeret saya dan menodai nama baik saya. Saya mencintai putri saya. Tapi kata-kata terakhir kepada saya adalah "Have a nice life, Jerry. Kata-kata itu benar-benar menyakitkan."
Langganan:
Postingan (Atom)