Rabu, 29 Juni 2011

Meski Jangkung, Liv Tyler Cinta "High Heels"

Liv Tyler (33) kini mencintai sepatu berhak tinggi (high heels) meskipun ia sudah bertubuh jangkung. Baru-baru ini ia telah melepas kebiasaannya mengenakan sepatu tak berhak (flat shoes).
Model dan aktris ini mengungkapkan pernah merasa nyaman dengan tubuh jangkungnya. Namun, sekarang ia menerima kondisi fisiknya itu karena merasa baik-baik saja. "Sekarang saya terobsesi untuk terus mengenakan high heels, yang berlabel (Christian) Louboutin ini. Sepatu ini benar-benar nyaman," tutur putri vokalis grup rock Amerika Serikat legendaris Steven Tyler ini.
Tyler mengaku sudah memiliki tinggi badan seperti sekarang sejak ia berusia11 tahun. "Jadi, ketika saya berumur 11 tahun, tinggi badan saya sudah lima kaki 10 inci dan ukuran sepatu saya 10. Baru-baru ini pikiran saya jadi terbuka, 'Mengapa saya begitu malu karena bertubuh jangkung?' dan, 'Mengapa saya merasa lebih baik mengenakan sepatu tak berhak dan Converse?'" tuturnya lagi.
Tyler percaya, ia selama itu menghindari high heels karena telah terjebak cara berpikir yang sama dengan cara berpikirnya sebagai  seorang kanak-kanak. "Itu karena saya seperti raksasa ketika berusia 11 tahun dan saya jauh lebih tinggi daripada setiap orang, bahkan semua anak laki-laki! Akan tetapi, sekarang, saya senang bertubuh jangkung," tambahnya kepada majalah Nylon.
sumber : Kompas

Seks bisa menyembuhkan Juga Bisa mematikan

Terjalinnya sebuah hubungan khusus antara pria dan wanita bisa terjadi karena dua hal yang melatarbelakanginya, yakni seks dan cinta. Seks adalah pedang bermata dua yang tajam dan menggiurkan. Di satu sisi sebagai alat penyembuh yang luar biasa ampuh, tetapi bisa berubah menjadi sesuatu yang menyiksa dan mematikan kalau digunakan untuk maksud sembarangan.
Menurut penulis buku-buku bertema kesehatan, Lianny Hendrata, seks adalah sesuatu yang sakral karena bukan saja mempertemukan dua alat kelamin, tetapi juga mempersatukan tubuh, pikiran, dan jiwa. "Seks dan cinta adalah dua hal yang berbeda. Namun, kedua hal ini bisa bersatu menjadi hal yang sakral jika merupakan kesatuan batin dari pasangan suami-istri. Jika hanya seorang saja yang berharap mendapatkan cinta dengan memberikan seks,  pihak lain akan mendapatkan seksnya, tetapi belum tentu mau memberi cintanya dengan tulus," ujar Lianny, seperti dikutip dalam buku karangannya berjudul The Power of Sex.
Lianny mengungkapkan, hubungan intim yang dilandasi dalam satu ikatan pernikahan (sakral) bisa memberikan banyak manfaat kesehatan bagi suatu pasangan. Dengan seks, seseorang dapat mengatasi problem stres karena otot-otot tubuh tersimulasi untuk menjadi rileks dan pikiran menjadi tenang.
Bahkan, lanjut Lianny, aktivitas gerakan tubuh saat berhubungan intim mampu membakar kalori yang banyak sehingga bisa menjaga bobot tubuh. Menurut dia, sudah banyak penelitian menyebutkan bahwa seks sehat yang dilakukan dengan perasaan bahagia akan memberi manfaat untuk kesehatan jiwa.
Pasalnya, berhubungan seks bukan sekadar kegiatan fisik yang dilakukan secara sembarangan atau mau dengan siapa saja. "Akan tetapi, lakukanlah kegiatan seks sebagai wujud penyatuan energi batin bersama pasangan, dan mengubah energi tersebut sebagai sumber kekuatan yang akan memperbarui tiap sel yang ada di tubuh kita," paparnya dalam buku yang baru diluncurkan tersebut.
Lianny juga memberi gambaran betapa seks juga memiliki kekuatan yang justru dapat merusak dan menghancurkan seseorang apabila dilakukan dengan sembarangan. Misalnya, dalam kasus sepasang kekasih yang sedang berpacaran.
Menurut dia, seseorang yang mencintai pasangannya dengan tulus pasti tidak akan pernah meminta untuk melakukan suatu "hubungan" yang memang belum semestinya dilakukan.
"Kalau pacar kita meminta seks sebagai tanda cintanya apakah akan kamu berikan? Sekarang, kalau pacar kita mencintai kita, justru dia tidak akan merusak kehormatan kita. Jadi kalau dia merancukan antara seks dan cinta, berarti itu masih cinta nafsu," ujar Lianny saat peluncuran bukunya beberapa waktu lalu.
Pada anak muda yang belum menikah, seks bisa menjadi kekuatan yang menghancurkan hidup apabila dilakukan sembarangan. "Zaman sekarang banyak sekali orang menikah pada saat cinta birahi. Jadi bukan cinta sejati," cetusnya.
Lianny memaparkan, betapa seks kini  tidak lagi menjadi sesuatu yang sakral di kalangan remaja, terutama di luar negeri. Tak heran apabila fenomena seks pra-nikah menimbulkan beragam dampak negatif, di antaranya adalah pembunuhan, aborsi, dan bunuh diri.
Dalam sebuah penelitian terhadap 4.000 anak muda yang dilakukan para ahli di Universitas LOA di Amerika Serikat dan dimuat Journal of Marriage & Family diketahui bahwa mereka rata-rata telah melakukan hubungan seks pra-nikah. "Kesakralan perbuatan seks sudah tidak ada. Jadi dianggap sudah biasa," imbuhnya.
Adapun di Indonesia, Lianny berpandangan bahwa seks sudah dianggap sebagai pergaulan. Dengan demikian, bohong kalau dikatakan persoalan seks di Indonesia masih dianggap suatu hal yang tabu. "Karena arus bawah itu sudah sangat luar biasa," tandasnya.
Lianny berharap informasi yang disampaikannya melalui buku The Power of Sex bisa memberikan pemahaman khususnya kepada anak muda bahwa seks adalah sesuatu yang sakral dan tidak boleh dilakukan sembarangan.
sumber: kompas

3 mitos seputar Obat Kumur

Berkumur sehabis menggosok gigi dapat membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi. Namun, itu hanya tercapai apabila Anda paham bagaimana cara menggunakannya dengan benar. Menurut Dr Euan Swan dari Canadian Dental Association, Ottawa, manfaat yang diperoleh dari penggunaan cairan untuk berkumur atau mouthwash bergantung pada tipe produk yang Anda gunakan. Selain itu, penting bagi Anda untuk tidak terpengaruh berbagai kabar yang beredar seputar penggunaan mouthwash.

1. Semua jenis mouthwash baik untuk kesehatan
Ada baiknya Anda memilih jenis mouthwash yang tidak banyak mengandung alkohol, karena ini akan menyebabkan mulut jadi kering. Selain itu, mouthwash yang tinggi kadar alkoholnya juga dapat merusak jaringan di dalam mulut. "Pada sebagian orang, alkohol dapat menyebabkan gigi menjadi lebih sensitif," kata Dr Lewis West, dokter gigi dari Toronto.
Pilihan mouthwash yang bebas alkohol bisa dijadikan alternatif, namun bahan-bahan lain di dalamnya juga dapat menimbulkan efek samping. Mouthwash dengan kandungan chlorhexidine misalnya, tidak direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang karena dapat menghilangkan kemampuan indra pencecap Anda, serta berbahaya bila tertelan.

2. Mouthwash menghilangkan bau mulut
Aroma tidak sedap dari mulut memang akan hilang setelah berkumur, tapi sebenarnya efeknya hanya sebentar. Apalagi bila yang Anda gunakan adalah cairan kumur yang mengandung banyak alkohol. Bukannya nafas tak sedap hilang, malah makin tercium baunya! Menurut pakar, sebenarnya aroma tak sedap yang dihasilkan dari makanan, sebut saja bawang putih, berasal dari paru-paru pada saat Anda mengembuskan napas.Jadi, berkumur dengan mouthwash beraroma segar tidak akan terlalu membantu. Selain itu, saliva di mulut Anda juga cenderung melarutkan obat kumur. Pada beberapa kasus, protein di dalam saliva dapat mengurangi efektivitas bahan-bahan yang ada dalam obat kumur

3. Kumur sebentar, lalu buang
Berkumur dengan mouthwash tidaklah secepat yang Anda lihat di iklan televisi. Menurut ahli, sebagian besar mouthwash baru dapat bekerja dengan efektif apabila berada dalam mulut Anda selama 30 detik untuk sekali kumur. Sayangnya, banyak orang yang mengatakan bahwa aroma mouthwash yang kuat dan sangat menyengat itu membuat mereka tidak dapat menahannya di mulut selama itu.
"Intinya, jika Anda mau mendapat manfaat dari mouthwash, gunakan sesuai aturan pakainya," kata Dr Swan. Bila tidak, hasilnya tidak akan maksimal.


Sumber: Kompas