Kanker serviks masih menjadi penyakit utama pembunuh wanita di Indonesia. Namun, sebenarnya para wanita bisa melindungi dirinya dari kanker yang menyerang leher rahim ini dengan vaksinasi HPV dan deteksi dini. Bahkan, jika ditemukan lebih awal kanker ini bisa disembuhkan total.
Perjalanan infeksi virus human papilloma virus (HPV) menjadi kanker, menurut dr.Imam Rasjidi, Sp.OG Onkologi, berlangsung lama, sekitar 3-17 tahun. "Perjalanannya terbilang panjang, karena itu sangat disarankan untuk perempuan melakukan deteksi dini," katanya dalam semianr tentang Kanker Payudara dan Kanker Serviks yang diadakan oleh RS.MRCC Siloam Hospital Semanggi, Jakarta (30/9/11).
Sampai saat ini telah teridentifikasi lebih dari 120 tipe HPV. HPV dengan risiko rendah, misalnya HPV tipe 6 dan 11, sedangkan HPV risiko tinggi misalnya HPV tipe 16 dan 18. HPV risiko rendah "hanya" menyebabkan kutil-kutil di sekitar kemaluan, termasuk anus. HPV risiko tinggilah yang menyebabkan kanker serviks.
Meski penyebab kanker ini sudah diketahui, namun menurut Imam agak sulit bagi wanita awam untuk mengenali tanda-tanda kanker serviks. Tetapi ada beberapa ciri yang sering ditemui pada pasien yang menderita kanker ini.
"Misalanya terasa sakit saat berhubungan seksual, mengeluarkan darah setelah melakukan hubungan badan, keluar darah yang berlebihan saat menstruasi, keputihan yang tidak normal (berwarna tidak bening, bau atau gatal," imbuhnya.
Pencegahan kanker serviks bisa dilakukan dengan cara menghindari hubungan seks di usia dini, tidak berganti-ganti pasangan (karena HPV menular melalui hubungan seksual), tidak merokok, serta rutin melakukan skrining berupa pap smear atau IVA untuk deteksi kanker serviks secara dini.
Vaksinasi HPV bisa dilakukan mulai usia 10-55 tahun dengan jadwal suntikan sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan 0, 1 dan 6) untuk meningkatkan daya imun tubuh sehingga lebih resistan terhadap virus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar