Mengutip artikel berikut, Agama Hindu memiliki tri kerangka yaitu:
1. Tatwa
2. Susila
3. Upacara.
Ketiga kerangka Agama Hindu diatas harus diwujudkan secara nyata
dalam kehidupan sehari-hari oleh umat Hindu, karena menjadi satu
kesatuan yang tak terpisahkan. Jika dalam kehidupan sehari-hari hanya
menonjolkan hanya salah satu diantara ketiga diatas akan dapat
memunculkan sifat-sifat negatif.
1. Tatwa (filsafat) tanpa susila =muncul sifat munafik, sombong, dan angkuh.
2. Susila tanpa upacara (dalam arti luas) = muncul rasa fanatik.
3. Upacara tanpa didasari tatwa dan susila= muncul sifat dogmatis.
Tiga kerangka Agama Hindu diatas mirip dengan Tiga sifat manusia indonesia yang di anugerahkan TUHAN YME yaitu :
1. Jujur
2. Cerdas
3. Ingin jadi pejabat (legislatif, eksekutif, yudikatif, sipil,militer) disingkat pejabat
2. Cerdas
3. Ingin jadi pejabat (legislatif, eksekutif, yudikatif, sipil,militer) disingkat pejabat
Namun sayangnya TUHAN YME hanya mengizinkan setiap Manusia
Indonesia memiliki 2 saja dari 3 anugerah tersebut sehingga Manusia
Indonesia terdiri dari 3 golongan :
1. Pejabat dan Jujur maka dapat dipastikan dia tidak cerdas
2. Pejabat dan Cerdas maka dapat dipastikan dia tidak jujur
3. Jujur dan Cerdas maka dapat dipastikan dia bukan pejabat
2. Pejabat dan Cerdas maka dapat dipastikan dia tidak jujur
3. Jujur dan Cerdas maka dapat dipastikan dia bukan pejabat
Agama Hindu mesti Dihayati Utuh
Agama Hindu mesti dihayati secara utuh. Artinya, agama tidak hanya
dihayati, direnungkan, dan dicamkan. Tetapi mesti diwujudkan dalam
perilaku sehari-hari. Agama bukan hanya diomongkan melainkan
dilaksanakan dengan penuh keyakinan yang bermuara pada logika dan rasa
batin (atmanastuti) .
Karena itu, dalam agama yang dipentingkan adalah kesucian batin.
Agama Hindu memiliki tri kerangka yaitu tatwa, susila dan upacara. Ini
pun mesti diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, karena
menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Jika hanya menonjolkan tatwa
(filsafat) tanpa diwujudkan dengan susila akan dapat memunculkan
sifat-sifat munafik, sombong, dan angkuh. Jika hanya menonjolkan susila
tanpa upacara (dalam arti luas), dapat menimbulkan rasa fanatik. Apabila
menonjolkan upacara saja tanpa didasari tatwa dan susila, akan bisa
bersifat dogmatis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar