Fosil spesies buaya purba ditemukan di Maroko pada awal tahun  2.000-an dan dibawa ke Royal Ontario Museum di Kanada. Setelah satu  dekade, palaentolog akhirnya berhasil mengidentifikasi fosil tersebut  dan mempresentasikan di Pertemuan Tahunan Masyarakat Palaentologi  Vertebrata ke 71 di Las Vegas, AS, minggu ini.
Palaentolog  menyatakan bahwa fosil itu adalah buaya purba, diberi nama ShieldCroc.  Pemberian nama didasarkan pada karakteristik kepala yang dimiliki buaya  itu. Menurut hasil konstruksi, buaya purba itu mempunyai lapisan tulang  unik di kepala yang diselimuti oleh pembuluh darah dan lapisan kulit  khusus.
Ukuran ShieldCroc lebih kurang 9-11 meter dan tinggal di  sungai membuatnya disebut monster sungai. Spesies ini diperkirakan  memangsa coelacanth yang berukuran panjang 4 meter. Meski  memakan mangsa yang cukup besar, ShieldCroc memiliki rahang yang relatif  lemah dibandingkan buaya modern.
Casey Holiday, palaentolog dari  University of Missouri yang mengidentifikasi fosil buaya purba itu,  mengatakan, "Mereka adalah pemangsa yang cepat, menunggu mangsa datang  dan mengambil dengan cepat, menelan dengan mulutnya yang besar dan  berbentuk seperti keranjang, seperti cara pelikan menelan."
ShieldCroc  diperkirakan hidup 99 juta tahun yang lalu. Berdasarkan hasil  perbandingan dengan buaya masa kini—meliputi buaya, kadal, dan  aligator—ilmuwan memperkirakan bahwa lapisan yang dimiliki ShieldCroc  berfungsi membantu mengontrol temperatur badan dan berkomunikasi dengan  individu sejenis lainnya.
Fitur hampir serupa juga dimiliki  beberapa buaya modern. Misalnya, buaya Kuba memiliki tanduk di sisi  kepalanya, yang pada jantan berfungsi untuk menarik perhatian betina  sekaligus mengusir pejantan lainnya. Meski begitu, diketahui bahwa  lapisan seperti pada ShieldCroc merupakan satu-satunya yang pernah  ditemukan.
Penemuan ShieldCroc mengindikasikan bahwa buaya  berevolusi dari wilayah Mediterania. Selain itu, penemuan ini juga  menunjukkan keragaman buaya di wilayah lintang selatan Bumi, termasuk  Afrika.
"Ini pastinya menunjukkan bahwa Afrika adalah pusat  beragam buaya hidup di tempat dan waktu yang sama," kata Holiday seperti  dikutip situs National Geographic, Rabu (9/11/2011).                              
Tidak ada komentar:
Posting Komentar