Bumi memiliki lapisan yang disebut ionosfer yang menjadi batas antara  atmosfer Bumi dan ruang hampa di antariksa. Ionosfer juga merupakan  tempat ketika sinar ultraviolet yang dihasilkan Matahari terpecah hingga  menciptakan gas yang terionisasi.
Di Bumi, ionosfer memainkan  peran penting dalam komunikasi. Misalnya, ionosfer memantulkan gelombang  radio sehingga memungkinkan adanya transmisi gelombang jarak jauh.  Ionosfer juga bisa berpengaruh pada pembacaan global positioning system (GPS) hingga mengakibatkan kesalahan pembacaan posisi suatu lokasi di muka bumi.
Para  ilmuwan menduga bahwa bukan Bumi saja yang memiliki atmosfer. Bulan  juga memilikinya. Wahana antariksa Uni Soviet, Luna 19 dan 22, menemukan  adanya partikel bermuatan beberapa kilometer di atas permukaan Bulan.  Jumlahnya 1.000 elektron per sentimeter kubik. Teleskop radio pun  menemukan tanda-tanda ionosfer.
Meski demikian, selama  bertahun-tahun, ilmuwan belum bisa meyakini bahwa yang mereka temukan  adalah ionosfer. Hal ini dikarenakan Bulan adalah benda langit yang  tidak punya atmosfer. Ilmuwan bertanya-tanya, bagaimana mungkin benda  langit yang tidak punya atmosfer memiliki ionosfer?
Memang, proses  radioaktif di interior Bulan menghasilkan gas yang bisa "merembes"  keluar ke permukaannya. Namun, gas yang dihasilkan tidak bisa membentuk  lapisan yang tebalnya sepermiliaran atmosfer Bumi. Ilmuwan akhirnya  lebih menyebutnya eksosfer, bukan atmosfer ataupun ionosfer.
Misteri  ionosfer di Bulan akhirnya terjawab berkat penelitian Tim Stubbs,  ilmuwan berusia 30 tahunan yang bekerja di Goddard Space Flight Center  di NASA. Menurutnya, sesuatu yang kini diyakini sebagai ionosfer Bulan sebenarnya adalah debu Bulan yang "mengapung" di permukaannya.
Seperti diuraikan dalam artikel Physorg,  Selasa (15/11/2011), partikel debu Bulan yang tertumbuk oleh sinar  ultraviolet bisa terionisasi. Tumbukan itu bisa menghasilkan muatan  listrik cukup yang bisa terdeteksi sebagai ionosfer.
Adanya  "ionosfer" yang tersusun atas gas ini merupakan hal baru dalam sains.  Belum ada ilmuwan yang mengetahui karakteristik dan perilakunya pada  siang ataupun malam hari. Belum ada pula yang mengetahui bagaimana medan  ini membantu komunikasi di Bulan nantinya. Hasil penelitian Stubbs  dipublikasikan di jurnal Planetary and Space Science yang terbit pada 13 Oktober 2011 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar