Negara kepulauan terancam musnah akibat pemanasan global karena efek  gas rumah kaca. Demikian Ketua Dewan Nasional Perubahan Iklim Rachmat  Witoelar menegaskan ancaman yang harus diwaspadai bersama.
"Negara-negara  kepulauan akan celaka total, atau habis jika emisi gas karbondioksida  atau gas rumah kaca tidak dikendalikan dalam waktu yang lebih cepat,"  katanya usai mengikuti konferensi ke-10 'Asia Pacific Roundtable for  Sustainable Consumption and Production (APRSCP)' di Yogyakarta, Kamis.
Ia  mengatakan perubahan iklim yang berlangsung cepat mengancam keberadaan  negara-negara kepulauan kecil yang tergabung dalam Alliance of Small  Island States (AOSIS).  "Maladewa yang hanya memiliki sekitar 200 pulau,  jika perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca berlangsung cepat,  maka negara itu akan celaka," katanya.
Menurut dia, emisi gas  rumah kaca yang berlangsung cepat menimbulkan kerusakan di bumi.   Ia  mengatakan negara-negara maju merupakan penyumbang terbesar emisi gas  rumah kaca, karena mereka fokus pada pembangunan industri secara  besar-besaran, tanpa memperhatikan keberadaan negara-negara berkembang.
"Industri  mobil, dan pesawat terbang negara-negara maju menyebabkan gas emisi  rumah kaca sangat banyak, sehingga mereka harus bertanggung jawab  memikirkan kondisi negara kepulauan yang semakin kritis. Jika tidak  dipikirkan secara bersama-sama, maka dunia akan semakin terpuruk akibat  perubahan iklim," katanya.
Ia mengatakan negara-negara maju dalam  berbagai kesempatan di berbagai forum internasional cenderung  mementingkan perkembangan industrinya.  "Mereka masih enggan mengurangi  emisi gas rumah kaca yang dihasilkan industri," katanya.
Menurut  dia, negara-negara maju belum berkomitmen menurunkan emisi gas rumah  kaca sesuai ketentuan Protokol Kyoto atau Konvensi Rangka Kerja PBB  tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), yakni sebuah persetujuan internasional  mengenai pemanasan global. Sesuai konvensi tersebut seluruh negara  diharapkan mampu mengurangi emisi rumah kaca sebanyak 25 hingga 40  persen.
Ia mengatakan negara-negara maju yang memiliki pertumbuhan  ekonomi yang baik hendaknya lebih memikirkan dampak dari emisi gas  rumah kaca.  "Negara-negara maju hendaknya melakukan hal-hal yang lebih  besar untuk mengurangi pemanasan global," katanya.                              
Tidak ada komentar:
Posting Komentar