Ada beberapa jenis penyakit hepatitis yang dikenal selama ini mulai dari hepatitis A, B, C, D, E, F dan G. Namun dari berbagai macam jenis tersebut, hepatitis A termasuk yang paling ringan ketimbang hepatitis B dan C (menyebabkan sirosis dan kanker hati). Bahkan, sebagian besar pasien hepatitis A akan sembuh dengan sendirinya tanpa ada komplikasi lebih lanjut.
"Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa penyakit ini tidak berat, tetapi umumnya 99 persen pasien akan sembuh sempurna. Mungkin hanya 0,5 persen yang menjadi hepatitis berat (dalam istilah kedokteran disebut fulminan). Pada kondisi tersebut, pasien bisa meninggal kalau tidak segera dilakukan transplantasi," kata Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) dr Rino A Gani, SpPD,K-GEH, FINASIM dalam acara temu media di Sekretariat PB PAPDI Jakarta, Kamis (24/11/2011).
Menurut Rino, gejala klinis infeksi virus hepatitis A sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala hingga gangguan fungsi hati, namun umumnya tidak berat. Kebanyakan 80 persen pasien yang terinfeksi hepatitis tidak mengalami suatu gejala, sehingga pasien tidak sadar kalau dirinya sudah terinfeksi virus. Hanya sekitar 20 persen saja yang menunjukkan gejala.
Ia menambahkan, setelah melewati masa inkubasi selama 15-49 hari, barulah pasien dapat merasakan gejala seperti misalnya, lemas, mual, muntah, demam, dan kadang diare.
"Hepatitis A termasuk jenis yang akut (berlangsung kurang dari 6 bulan). Sedangkan hepatitis B dan C biasanya hepatitis kronik (lebih dari 6 bulan)," katanya.
Untuk pengobatan infeksi virus hepatitis A dapat dilakukan secara suportif. Karena menurut Rino, tidak ada obat untuk membunuh virus tersebut secara langsung dan memang tidak diperlukan obat-obatan. Pasalnya, virus tersebut akan hilang dengan sendirinya dalam darah.
"Pengobatan suportif yang dimaksud misalnya, kalau pasien muntah harus diberikan obat untuk mengurangi muntahnya. Atau jika pasien kekurangan cairan, dapat diberikan cairan infus untuk mengatasi kekurangan cairan tersebut," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan hanya sebagian kecil pasien yang memerlukan rawat inap, yaitu apabila tidak dapat makan dan minum serta terjadi dehidrasi berat. Yang diperlukan pasien adalah cukup istirahat dan makan tinggi kalori, dan protein sesuai keinginan pasien untuk memulihkan kesehatan livernya (hati).
"Meski kasus hepatitis A jarang menimbulkan kematian, akan tetapi penderitanya akan mengalami penurunan produktivitas," tandasnya.
"Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa penyakit ini tidak berat, tetapi umumnya 99 persen pasien akan sembuh sempurna. Mungkin hanya 0,5 persen yang menjadi hepatitis berat (dalam istilah kedokteran disebut fulminan). Pada kondisi tersebut, pasien bisa meninggal kalau tidak segera dilakukan transplantasi," kata Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) dr Rino A Gani, SpPD,K-GEH, FINASIM dalam acara temu media di Sekretariat PB PAPDI Jakarta, Kamis (24/11/2011).
Menurut Rino, gejala klinis infeksi virus hepatitis A sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala hingga gangguan fungsi hati, namun umumnya tidak berat. Kebanyakan 80 persen pasien yang terinfeksi hepatitis tidak mengalami suatu gejala, sehingga pasien tidak sadar kalau dirinya sudah terinfeksi virus. Hanya sekitar 20 persen saja yang menunjukkan gejala.
Ia menambahkan, setelah melewati masa inkubasi selama 15-49 hari, barulah pasien dapat merasakan gejala seperti misalnya, lemas, mual, muntah, demam, dan kadang diare.
"Hepatitis A termasuk jenis yang akut (berlangsung kurang dari 6 bulan). Sedangkan hepatitis B dan C biasanya hepatitis kronik (lebih dari 6 bulan)," katanya.
Untuk pengobatan infeksi virus hepatitis A dapat dilakukan secara suportif. Karena menurut Rino, tidak ada obat untuk membunuh virus tersebut secara langsung dan memang tidak diperlukan obat-obatan. Pasalnya, virus tersebut akan hilang dengan sendirinya dalam darah.
"Pengobatan suportif yang dimaksud misalnya, kalau pasien muntah harus diberikan obat untuk mengurangi muntahnya. Atau jika pasien kekurangan cairan, dapat diberikan cairan infus untuk mengatasi kekurangan cairan tersebut," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan hanya sebagian kecil pasien yang memerlukan rawat inap, yaitu apabila tidak dapat makan dan minum serta terjadi dehidrasi berat. Yang diperlukan pasien adalah cukup istirahat dan makan tinggi kalori, dan protein sesuai keinginan pasien untuk memulihkan kesehatan livernya (hati).
"Meski kasus hepatitis A jarang menimbulkan kematian, akan tetapi penderitanya akan mengalami penurunan produktivitas," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar