Badan Pengawas Obat 
dan Makanan Amerika atau FDA dengan tegas melarang penggunaan Avastin 
untuk mengobati kanker payudara. Menurut FDA, manfaat yang didapat dari 
obat tersebut tidak sebanding dengan risiko yang ditimbulkan.    
Rekomendasi FDA tersebut putuskan setelah diadakan pertemuan antara Center for Drug Evaluation and Research dan Genentech (produsen obat Avastin).  
"Meskipun
 kita mendapatkan informasi anekdotal, tapi kita tidak memiliki bukti 
bahwa obat dapat memperpanjang kelangsungan hidup atau meningkatkan 
kualitas hidup," kata Natalie Compagni-Portis, sekaligus perwakilan 
pasien dan anggota voting dari panel FDA.
Dalam 
serangkaian empat pertanyaan, enam anggota panel mengatakan bahwa uji 
klinis yang dilakukan oleh Genentech tidak memberikan bukti bahwa 
Avastin dapat memperanjang kehidupan bagi pasien kanker payudara, juga 
tidak meningkatkan kualitas hidup mereka. Panel juga merekomendasikan 
kepada Komisaris FDA Peggy Hamburg agar tidak harus terus 
merekomendasikan Avastin untuk pasien kanker payudara.
Namun 
keputusan dari FDA ini justru menimbulkan kontra terutama dari sejumlah 
pasien dan keluarga pasien penderita kanker payudara. Pasalnya, mereka 
menganggap penggunaan Avastin justru telah banyak membantu dan 
memberikan manfaat kepada mereka.  
Priscilla
 Howard, seorang penderita kanker payudara, telah menggunakan Avastin 
kurang lebih dua tahun dan telah melihat perbedaan yang luar biasa dalam
 perkembangan penyakit, hal itu diutarakannya dalam panel tersebut 
kepada di FDA pada sidang hari pertama dan kedua
"Saya ingin senjata (Avastin) itu tetap tersedia saat saya melawan penyakit yang merusak ini," ujar Howard kepada panel.
Sebelumnya,
 FDA telah memberikan persetujuan penggunaan Avastin pada Februari 2008 
untuk mengobati pasien kanker payudara stadium akhir. Karena disinyalir 
obat tersebut dapat  memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan
 kelangsungan hidup pasien secara keseluruhan. 
Namun,
 hasil dari empat uji coba yang dilakukan, diketahui bahwa lebih dari 
3.000 perempuan tidak mendapatkan perubahan yang cukup  signifikan dalam
 perkembangan penyakitnya dan tidak ada pengurangan angka kematian di 
antara mereka yang telah menggunakan Avastin dan kemoterapi.
 "Keputusan
 harus didasarkan pada totalitas bukti dalam semua uji klinis. 
Keseluruhan data yang disampaikan kepada FDA menunjukkan bahwa Avastin 
tidak aman dan efektif untuk mengobati kanker payudara" kata Dr Richard 
Pazdur, Direktur FDA of Oncology Drug Products, pada sidang Selasa, (29/6/2011), kemarin, seperti dilansir BBC.
Sementara itu para ahli yang membela Genentech (produsen Avastin), 
menunjukkan bahwa kombinasi Avastin dengan kemoterapi paclitaxel dapat 
memeberikan manfaat banyak bagi pasien. 
"Kami sangat kecewa 
dengan rekomendasi FDA dan berharap Komisaris tidak memutuskan untuk 
menghapus obat ini. Avastin menjadi sangat  bagi wanita, karena masih 
sangat sedikit sekali pilihan pengobatan untuk kanker payudara,” ujar 
Genentech.
Kristal Hanna, (35), seorang ibu penderita kanker 
payudara mengatakan bahwa dia yakin bahwa dirinya tidak akan hidup hari 
ini jika bukan karena Avastin. Hanna yang mendapat vonis menderita 
kanker payudara stadium 4 (empat) pada bulan Juli 2010 silam mengatakan 
bahwa kankernya tidak berkembang dan sampai saat ini dia masih memakai 
Avastin.
“Saya 
memiliki banyak harapan untuk hidup. Saya kesini untuk memohon kepada 
mereka (FDA) agar memberikan belas kasihan bagi kehidupan kami,” 
ujarnya.
Namun, hasil penelitian FDA tidak menemukan 
manfaat keseluruhan dari obat tersebut. Bahkan FDA mengklaim bahwa 
Avastin dapat meningkat risiko kematian kepada pasien, karena dalam 
beberapa hal obat tersebut mengandung toksik (racun).
“ Tidak ada bukti bahwa Avastin menyelamatkan atau memperpanjang kehidupan,” tegas Dr Patricia Keegan, Direktur FDA Division of Biologic Oncology Products.
Healt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar