Para biolog sebelumnya percaya bahwa jangkrik jantan menyerupai pacar posesif yang selalu menguntit pasangannya. Jangkrik jantan mengikuti sang betina yang baru dikawininya untuk memastikan tak ada jangkrik jantan lain yang mengawini serta mencegah penumpahan kembali sperma yang telah didepositkan.
Namun, studi terkini menunjukkan bahwa jangkrik ternyata menjadi bodyguard setelah kawin. Studi terkini di alam liar membuktikan bahwa jangkrik jantan memang menguntit, namun dengan alasan mencegah sang betina dimakan oleh predator.
Untuk mengetahui hal itu, sejak 3 tahun lalu, ilmuwan dari University of Exeter di Inggris memonitor kelompok jangkrik dengan kamera inframerah. Studi dilakukan di liang-liang kecil di tanah, tempat dimana jangkrik menghabiskan sebagian besar hidupnya.
Ilmuwan menemukan fakta bahwa ketika ada bahaya datang, jangkrik jantan akan terlebih dahulu memastikan jangkrik betina yang dikawini ada dalam tempat yang aman. Hasilnya, betina yang dikawini punya peluang bertahan hidup 6 kali lebih besar dari betina yang perawan.
Pejantan yang berperan menjadi bodyguard memang punya peluang mati termakan 4 kali lebih besar karena bertarung. Namun, heroisme mereka terbayar. Dari hasil analisa DNA diketahui bahwa pejantan ksatria itu memiliki keturunan lebih banyak dan kawin lebih sering.
"Kita tahu sangat sedikit tentang serangga di alam liar," kata Tom Tregenza, ilmuwan yang melakukan penelitian ini, seperti dikutip New York Times, pekan lalu.
Ia mengatakan perlunya banyak penelitian dan berencana untuk melanjutkan studi tentang relasi "mental" ksatria pada jantan dengan jumlah betina yang bisa dikawini. Hasil studi Tregenza dipublikasikan di jurnal Current Biology.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar