50 buah patung dari Bungku, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, tengah dipelajari. Pemiliknya pernah melakukan transaksi jual beli patung dari penjual yang mengaku patung tersebut berasal dari pedalaman hutan Sulawesi Tengah. Tidak diketahui apakah patung merupakan benda purbakala atau buatan masa kini.
Menurut peneliti dan arkeolog Ali Akbar, yang diminta untuk meneliti patung-patung yang dimiliki perpustakaan Fadli Zon Library di Jakarta Pusat ini, ada kemungkinan bahwa patung tersebut dibuat pada zaman manusia Megalitikum.
"Suku bangsa sekarang, berdasarkan korespondensi saya dengan beberapa antropolog, ternyata tidak mengenal pembuatan patung Bungku ini," terangnya.
Patung dari tanah liat ini berukuran rata-rata 30 cm. Figur yang digambarkan beragam model. Dari lima puluh koleksi patung, semuanya berbeda muka dan bentuk badan. "Mulai yang kepala kera, kerbau, babi rusa, manusia. Ada yang laki-laki dan ada yang perempuan," kata Ali.
Sementara pada patung prasejarah, ungkapnya, biasanya mengandung pola pahatan—baik wajah maupun badan—yang mirip atau sama.
Ia menambahkan lagi bahwa sedang dirancang rencana untuk ekspedisi melacak jejak patung Bungku. "Akan dibentuk tim advance yang terdiri atas masyarakat setempat, lalu dari laporan mereka nanti dapat dipersiapkan suatu tim yang lebih besar untuk menjelajahi hutan pedalaman. Isinya antara lain arkeolog, antropolog, dan ahli seni," pungkasnya.
Menurut peneliti dan arkeolog Ali Akbar, yang diminta untuk meneliti patung-patung yang dimiliki perpustakaan Fadli Zon Library di Jakarta Pusat ini, ada kemungkinan bahwa patung tersebut dibuat pada zaman manusia Megalitikum.
"Suku bangsa sekarang, berdasarkan korespondensi saya dengan beberapa antropolog, ternyata tidak mengenal pembuatan patung Bungku ini," terangnya.
Patung dari tanah liat ini berukuran rata-rata 30 cm. Figur yang digambarkan beragam model. Dari lima puluh koleksi patung, semuanya berbeda muka dan bentuk badan. "Mulai yang kepala kera, kerbau, babi rusa, manusia. Ada yang laki-laki dan ada yang perempuan," kata Ali.
Sementara pada patung prasejarah, ungkapnya, biasanya mengandung pola pahatan—baik wajah maupun badan—yang mirip atau sama.
Ia menambahkan lagi bahwa sedang dirancang rencana untuk ekspedisi melacak jejak patung Bungku. "Akan dibentuk tim advance yang terdiri atas masyarakat setempat, lalu dari laporan mereka nanti dapat dipersiapkan suatu tim yang lebih besar untuk menjelajahi hutan pedalaman. Isinya antara lain arkeolog, antropolog, dan ahli seni," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar