Astronom mengemukakan bahwa air dan samudera yang terdapat di bumi  berasal dari komet. Hal ini diungkapkan menyusul hasil analisa komet  Hartley 2 dengan Herschel Space Observatory yang dipublikasikan di  jurnal Nature, Rabu (5/10/2011) lalu.
"Hasil penemuan kami  menunjukkan, komet memiliki peran besar membawa air dalam jumlah besar  ke bumi purba. Ini memperluas kemungkinan sumber air serupa samudera  Bumi di Tata Surya, yang kini mencakup komet dari Sabuk Kuiper," kata  Dariusz Lis dari California Institute of Technology.
Komet Hartley  2 adalah komet yang berasal dari Sabuk Kuiper, wilayah berjarak 30-50  kali jarak bumi-matahari yang merupakan kampung halaman dari planet  kerdil dan komet. Komet Hartley 2 diketahui memiliki air yang dengan  sifat kimia mirip dengan air di bumi.
Ilmuwan lewat teorinya  mengungkapkan, bumi pada awalnya panas dan kering sehingga air sebagai  unsur kehidupan pasti berasal dari asteroid ataupun komet yang menumbuk  bumi. Hingga sebelum penemuan Hartley 2, tak ada bukti bahwa komet  memiliki air serupa di bumi.
Dalam penelitian, dengan bantuan  Herschel, astronom mengobservasi coma Hartley 2. Coma adalah bagian yang  terbentuk akibat adanya materi komet yang menguap saat komet bergerak  mendekati Matahari. Pada coma itulah, ilmuwan menemukan tanda adanya uap  air.
Hasil analisa lebih lanjut mengungkap bahwa Hartley memiliki  air berat dan air reguler dengan proporsi sama dengan bumi. Air reguler  ialah air yang biasa kita kenal, H2O. Seementara air berat adalah air  yang molekul hidrogen-nya digantikan oleh deuterium.
Ilmuwan  mengungkapkan, saat ini, ada 5 komet yang rasio air berat dan air  regulernya telah diketahui. Kelimanya berasal dari Awan Oort, sebuah  daerah tata surya yang jaraknya 10.000 kali jarak ke Sabuk Kuiper dan  merupakan daerah asal dari sebagian besar komet yang telah terdata.
Sampai  sejauh ini, ilmuwan beranggapan bahwa depositor besar air di bumi  adalah asteroid yang berasal dari daerah antara Mars dan Jupiter. Hasil  analisa Hartley 2 membuat ilmuwan berpikir bahwa komet dari Sabuk Kuiper  yang selama ini dianggap kurang berperan ternyata punya kontribusi.
Bagaimana  proses komet dan asteroid datang dan 'menciptakan' air di bumi masih  menjadi teka-teki. Geoffrey Blake, professor ilmu keplanetan dari  Caltech yang juga terlibat penelitian ini mengatakan, pemahaman tentang  distribusi unsur dan dinamika tata surya belum lengkap.
Seperti  dikutip Physorg Rabu lalu, Blake mengatakan, "Pada awal tata surya,  komet dan asteroid pasti bergerak ke semua tempat. beberapa dari mereka  mungkin mendarat dan menabrak di planet kita, lalu menciptakan  samudera," katanya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar