China telah menggali fosil satu
dinosaurus, pemakan daging berkaki dua, yang hidup 160 juta tahun lalu
dan telah diidentifikasi oleh para peneliti sebagai anggota paling awal
yang diketahui dari garis panjang silsilah yang meliputi burung.
“Haplocheirus soller” memiliki tengkorak yang kecil dan panjang, banyak gigi kecil dan bagian tubuh serta otot lengan depan yang kuat, yang memungkinkannya memburu kadal primitif, hewan mamalia kecil dan reptil.
Hewan itu, yang diduga sebagai hewan dewasa muda ketika mati, memiliki ekor panjang dan panjang seluruh tubuh antara 190 dan 230 centimeter, tulis para peneliti tersebut di dalam dokumen yang disiarkan di jurnal Science. Fosil itu ditemukan di dalam hamparan batu lumpur berwarna kuning di Junggar Basin di wilayah Xinjiang, China barat-jauh.
“Fosil tersebut memiliki fitur unik tapi memiliki fitur yang sama dengan fitur burung. Hewan itu menggerakkan tangannya di sisi tubuhnya, seperti cara burung melipatkan sayap. Kepalanya, dengan bentuk vertebralis, bagian belakang tubuh, tangan semuanya mirip anggota tubuh burung,” kata Profesor Xu Xing di “Institute of Vertebrate Paleontology & Paleonanthropology” pada Akademi Ilmu Pengetahuan China.
“Kaki mereka memiliki empat jari seperti burung modern, dengan tiga jari mengarah ke depan. Jari pertama, tidak seperti pada burung yang mengarah ke belakang, mengarah ke samping,” katanya.
Xu, anggota satu tim penelitian yang dipimpin oleh Jonah Choiniere di George Washington University di Washington mengatakan, meskipun memiliki struktur yang sama dengan burung, spesies itu lebih mirip dengan “dinosaurus khas karnivora”.
“Struktur yang paling menonjol mengenai kelompok ini ialah anggota tubuh bagi depan mereka, mereka adalah predator. Mereka memiliki tiga cakar di tangan mereka, yang digunakan untuk menangkap hewan lain. Mereka memiliki anggota tubuh bagian depan sangat ganjil, semua itu sangat pendek tapi sangat kokoh dan sangat kuat,” kata Xu. “Kadal primitif, mamalia kecil, reptil mirip mamalia, semuanya, mungkin menjadi bahan makanan,” kata Xu kepada Reuters melalui telefon.
“Mereka mewakili tahap lebih awal di dalam evolusi burung, tapi mereka bukan burung. Anda dapat mengatakan mereka adalah nenek moyang awal dari burung … dan dengan sangat lamban, silsilahnya beralih jadi burung,” katanya.
Spesies itu adalah milik keluarga Alvarezsauridae –kelompok dinosaurus mirip burung yang menonjol– dan temuannya mendorong catatan fosil keluarga itu mundur sejauh 60 juta tahun ke priode Late Jurassic (145 juta sampai 161 juta tahun lalu).
Haplocheirus kira-kira 60 juta tahun lebih tua dibandingkan dengan Alvarezsauroid berikutnya yang diketahui paling tua, yang ditemukan di Argentina pada 1991 dan hidup 95 juta tahun lalu, selama masa Cretaceous –65 juta sampai 145 juta tahun lalu.
“Kami tahu burung berasal dari dinosaurus. Tetapi kebanyakan fosil asli kita berasal dari masa Cretaceous. Sekarang kami berharap menemukan lebih banyak fosil Jurasic. Dengan cara ini, kami dapat menemukan lebih banyak bukti langsung guna membuktikan bahwa burung berevolusi dari dinosaurus,” kata Xu.
“Haplocheirus soller” memiliki tengkorak yang kecil dan panjang, banyak gigi kecil dan bagian tubuh serta otot lengan depan yang kuat, yang memungkinkannya memburu kadal primitif, hewan mamalia kecil dan reptil.
Hewan itu, yang diduga sebagai hewan dewasa muda ketika mati, memiliki ekor panjang dan panjang seluruh tubuh antara 190 dan 230 centimeter, tulis para peneliti tersebut di dalam dokumen yang disiarkan di jurnal Science. Fosil itu ditemukan di dalam hamparan batu lumpur berwarna kuning di Junggar Basin di wilayah Xinjiang, China barat-jauh.
“Fosil tersebut memiliki fitur unik tapi memiliki fitur yang sama dengan fitur burung. Hewan itu menggerakkan tangannya di sisi tubuhnya, seperti cara burung melipatkan sayap. Kepalanya, dengan bentuk vertebralis, bagian belakang tubuh, tangan semuanya mirip anggota tubuh burung,” kata Profesor Xu Xing di “Institute of Vertebrate Paleontology & Paleonanthropology” pada Akademi Ilmu Pengetahuan China.
“Kaki mereka memiliki empat jari seperti burung modern, dengan tiga jari mengarah ke depan. Jari pertama, tidak seperti pada burung yang mengarah ke belakang, mengarah ke samping,” katanya.
Xu, anggota satu tim penelitian yang dipimpin oleh Jonah Choiniere di George Washington University di Washington mengatakan, meskipun memiliki struktur yang sama dengan burung, spesies itu lebih mirip dengan “dinosaurus khas karnivora”.
“Struktur yang paling menonjol mengenai kelompok ini ialah anggota tubuh bagi depan mereka, mereka adalah predator. Mereka memiliki tiga cakar di tangan mereka, yang digunakan untuk menangkap hewan lain. Mereka memiliki anggota tubuh bagian depan sangat ganjil, semua itu sangat pendek tapi sangat kokoh dan sangat kuat,” kata Xu. “Kadal primitif, mamalia kecil, reptil mirip mamalia, semuanya, mungkin menjadi bahan makanan,” kata Xu kepada Reuters melalui telefon.
“Mereka mewakili tahap lebih awal di dalam evolusi burung, tapi mereka bukan burung. Anda dapat mengatakan mereka adalah nenek moyang awal dari burung … dan dengan sangat lamban, silsilahnya beralih jadi burung,” katanya.
Spesies itu adalah milik keluarga Alvarezsauridae –kelompok dinosaurus mirip burung yang menonjol– dan temuannya mendorong catatan fosil keluarga itu mundur sejauh 60 juta tahun ke priode Late Jurassic (145 juta sampai 161 juta tahun lalu).
Haplocheirus kira-kira 60 juta tahun lebih tua dibandingkan dengan Alvarezsauroid berikutnya yang diketahui paling tua, yang ditemukan di Argentina pada 1991 dan hidup 95 juta tahun lalu, selama masa Cretaceous –65 juta sampai 145 juta tahun lalu.
“Kami tahu burung berasal dari dinosaurus. Tetapi kebanyakan fosil asli kita berasal dari masa Cretaceous. Sekarang kami berharap menemukan lebih banyak fosil Jurasic. Dengan cara ini, kami dapat menemukan lebih banyak bukti langsung guna membuktikan bahwa burung berevolusi dari dinosaurus,” kata Xu.
Sumber: Vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar