Sabtu, 10 September 2011
Mengubah Taskbar Windows XP Menjadi Windows 7
September 10, 2011
Mengubah Taskbar Windows XP menjadi seperti Windows 7 dengan Viglance Windows 7 Superbar For XP. Bagi yang belum sempat “mencicipi” Windows 7, dengan freeware keluaran Lee Soft ini, kita dapat menikmati tampilan taskbar seperti Windows 7 pada Windows XP kita. Jika tertarik, silakan ikuti tipsnya bersama Tips dan Trik Komputer berikut ini.
Untuk menggunakan freeware ini, kita harus mendownloadnya terlebih dahulu di http://lee-soft.com/viglance/. Ukuran filenya cukup kecil yaitu sebesar 231 Kb dengan bentuk *.zip. Jadi setelah sukses mendownloadnya, lakukan ekstrak terlebih dahulu.
Cara penggunaan.
Pertama, jalankan Viglance dengan cara mengklik double file Viglance Onestep.exe
Kedua, kemudian secara otomatis, kita akan mendapati taskbar Windows XP kita menjadi seperti Windows 7. Jika berhasil tampilan taskbarnya akan menjadi seperti di bawah ini.
Catatan :
- Window yang sama akan dijadikan satu group dengan tampilan icon saja.
- Start button XP menjadi seperti Start button Windows 7
- Dengan mengarahkan mouse ke icon, kita akan dapat melihat informasi keterangan nama/judul window dengan efek transisi yang menarik (“glide”).
Ketiga, jika sudah tidak menginginkannya lagi, kita dapat mengembalikan ke taskbar default Windows XP dengan cara mengklik kanan icon Viglance yang ada di systray (pojok kanan bawah) kemudian pilih menu Exit.
Download Viglance Windows 7 Superbar For XP. dibawah ini.
Rabu, 07 September 2011
manfaat Tri Sandya
September 07, 2011
Ada dua alasan untuk kembali mengedepankan masalah Tri Sandya. Pertama, masih banyak umat Hindu yang belum memahami arti dan manfaat ber-Tri Sandya. Kedua, ketetapan Maha Sabha VI tahun 1991 menugaskan kepada pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat untuk menyebarluaskan teks Tri Sandya yang telah disempurnakan itu. Tri Sandya berasal dari kata Tri dan Sandya, Tri berarti tiga. Sandya berasal dari urat kata sam dan dhi. Sam berarti berkumpul, baik, sempurna, dan dhi berarti pikiran. Jadi Sandya berarti memusatkan pikiran kepada Tuhan. Sandya dapat pula diartikan berkonsentrasi secara sungguh-sungguh dan sempurna kepada Tuhan.
Untuk memusatkan pikiran kepada Tuhan tugas kita adalah mengendalikan kewajiban. Dan, agar proses pengendalian ini berhasil, kita harus mengatasi hambatan yang ditimbulkan oleh Tri Guna (sattwa, rajas, tamas). Kita harus sekuat mungkin bertahan dari tarikan dan desakan alami Tri Guna dengan jalan berserah kepada-Nya. Inilah kewajiban kita yang pertama dalam perjuangan mendekatkan diri dengan Tuhan.
Harus diyakini bahwa Tuhan adalah Mahasempuma. Maka unntuk mencapaiNya kita harus mendasari diri dengan kepercayaan yang sempurna pula. Bila tidak, maka kekuatan yang mengikat kita dengan Tuhan tidak dapat berkembang. Kita harus memiliki bhakti (cinta kasih) kepada Tuhan secara sungguh-sungguh agar kita dianugrahi asih-Nya. Keragu-raguan, hanyalah akan merusak azas hubungan asih dan bhakti serta menjauhkan kita dari Tuhan.
Mendekat atau duduk dekat dengan Tuhan disebut upasana atau upasthana. Tetapi jangan keliru, sebab duduk dekat atau berdekatan saja tidak cukup. Katak duduk dekat dengan bunga teratai tetapi tak bisa menikmati manisnya madu bunga teratai. Hanya merasa dekat saja tak ada gunanya, apabila tidak ada bhakti menyertainya. Sama halnya saat bersembahyang, boleh saja kita duduk dekat sekali dengan Padmasana. Akan tetapi apabila tak ada rasa bhakti yang mendalam, kedekatan phisik itu tidak berarti apa-apa bagi kemajuan hidup rohani kita. Jadi bersamaan dengan dekatnya phisik harus disertai dengan dekatnya bathin kita kepada Tuhan,
Untuk lebih mengerti makna dekat dan bhakti pada Tuhan menarik untuk disimak contoh pembanding dalam kehidupan sehari-hari berikut.
Kalau kita bergerak ke arah matahari, maka bayangan akan berada di belakang dan mengikuti kita. Tetapi kalau kita bergerak sebaliknya maka bayangan akan jatuh di depan kita. Begitulah halnya apabila kita menghadap Tuhan, segala kegelapan alam akan ada di belakang mengikuti kita. Tetapi kalau kita membelakangi Tuhan maka kegelapan, kebodohan, yang menuntun jalan hidup kita.
Hal penting yang dapat kita simpulkan dari dari contoh-contoh di atas adalah bahwa dalam setiap keadaan suatu sifat bisa bergeser dan digantikan oleh sifat yang lain. Begitulah kalau kita dekat dan bhakti kepada Tuhan, sifat buruk yang ada pada diri kita akan hapus dan berganti dengan sifat-sifat ketuhanan.
Dalam Bhagavadgita (BG), II.45 Krishna mengajarkan kepada Arjuna agar membebaskan diri dari Tri Guna, juga dari dualisme dengan memusatkan pikiran kepada kesucian dan melepaskan diri dari ikatan duniawi sehingga bisa bersatu dengan Atman.
Disitu dengan tegas tersirat bahwa kita harus membebaskan diri dari pengarnh sattwa, rajas, tamas dan pengaruh sifat ganda yaitu susah dan senang, puji dan maki dengan cara memusatkan pikiran kepada kesucian (Tuhan).
Saat-saat Untuk Mendekat dan Berbhakti
Sudah merupakan hukum alam bahwa, pagi hari adalah periode sifat sattwik, tengah hari adalah sifat rajasik, dan sore hari atau senja merupakan periode tamasik.
Waktu fajar menyingsing (abang wetan) pikiran dibangunkan dari kegelapan tidur, pikiran dibebaskan dari keresahan dan kemurungan sehingga pikiran menjadi tenang dan jernih. ltulah sebabnya kita diperintahkan agar melakukan Pratah Sandya atau doa Sandya yang dilakukan pada dini hari. Sementara hari bertambah siang kita dirasuki oleh raja guna yakni sifat aktif, ambisi, lincah penuh usaha, dan kita memasuki lapangan kegiatan atau kerja keras. Sebelum makan siang kita diberi petunjuk agar bersembahyang lagi kepada Tuhan dan mempersembahkan pekerjaan beserta hasilnya yang kita peroleh dari pekerjaan itu. Setelah itu baru boleh makan dengan bersyukur atas karunia-Nya. Inilah yang dimaksudkan dengan madhyannikam atau pemujaan pada tengah hari. Dengan melakukan madyannikam ini raja guna dapat dikendalikan.
Sifat ketiga yang menguasai manusia adalah tamas. Ketika matahari terbenam kita bergegas pulang makan, kemudian mengantuk dan tidur. Makan dan tidur adalah kebiasaan para pemalas dan penganggur. Ketika tamas yaitu, sifat terburuk di antara ketiga sifat itu hendak menguasai kita, maka cara terbaik untuk menghindari lilitannya adalah dengan cara bersembahyang, berkumpul dengan sesama bhakta dengan mengagungkan Tuhan, dan membaca buku yang mengagungkan kebesaran-Nya. Ini merupakan sembahyang pada petang hari yang disebut Sandya Vandanam yang juga sudah ditentukan.
Karena itu pikiran dan perasaan yang bangkit dari kekosongan pada waktu tidur harus dilatih dan dibina dengan semestinya. Kita harus berusaha belajar merasakan bahwa kebahagiaan setelah bersembahyang dan rasa suka cita yang diperoleh ketika kita mengalahkan pandangan dan pikiran dari dunia luar. Hal ini jauh lebih agung dan lebih lestari jika dibandingkan dengan kenikmatan yang diperoleh dengan jalan tidur seperti yang biasa dilakukan.
Para Rsi mengatakan bahwa orang yang sepanjang hidupnya menjalankan Sandya tiga kali sehari dengan tekun ia akan menjadi manusia utama. la selalu berjaya. Ia akan mencapai kebebasan semasih hidup. Ia akan mencapai Jivan Mukti.
“Dia yang mengabdi kepada-Ku sujud dengan kebaktian yoga, ia naik ke atas melampaui guna, ia wajar bersatu dengan Brah·man”. Begitu sabda Krishna kepada Arjuna dalam BG. XlV. 26.
Pengaruh Tri Guna Terhadap Jiwa
Tri Guna yang lahir dari prakerti selalu membelenggu atma.
Sifat sattwa yang mulia memberikan cahaya, serta kesehatan membelenggu atma dengan ikatan kebahagiaan dan ilmu pengetahuan (BG. XIV 6).
Sifat rajas yang bernafsu, menjadi sumber kehausan dan keinginan akan hidup membelenggu atma dengan ikatan kerja (BG.XIV 7).
Sifat tamas yang terlahir dari ketidaktahuan membelenggu penghuni badan (atma) dengan ketololan, kemalasan dan kepalsuan (BG. XIV 8).
Sifat sattwa mengikat seseorang dengan kebahagiaan, rajas dengan kegiatan (kerja bernafsu) dan tamas mengikuti budi pekerti yang mengikatnya dengan kebingungan (BG. XIV 9).
Ketiga sifat ini ada pada tiap manusia hanya saja tingkatannya berbeda satu dengan yang lain. Setiap orang tidak dapat melepaskan diri dari Tri Guna tersebut, biasanya salah satu dari sifat itu menonjol melebihi yang lain. Bagaimana kalau sattwa berkuasa? Bagaimana kalau manusia dikuasai oleh rajas? Dan bagaimana pula kalau sifat tamas menguasai manusia?
Jawabannya, apabila sattwa berkuasa cahaya ilmu pengetahuan menembusi semua pintu gerbang badan (BG. XlV. 11).
Apabila rajas berkuasa maka orang menjadi serakah, giat dalam usaha, gelisah, hawa nafsu merajalela (BG.XIV. 12).
Apabila tamas menguasai manusia maka kegelapan, kelesuan, ketololan, dan kekacauan pikiran timbul (BG. XIV 13).
Dari ketiganya, sifat sattwa-lah yang terbaik. Tetapi lebih tinggi dari sifat baik itu adalah jika kita dapat melampaui Tri Guna menjadi Guna Tita (orang sadhu).
Nah, melakukan Tri Sandya tidak lain maksudnya adalah untuk memperkecil pengaruh Tri Guna itu kepada jiwa kita. Yang perlu diperhatikan adalah agar Sandya itu jangan dianggap sebagai upacara rutin.
Sandya harus dilakukan dengan memahami artinya dan memusatkan pikiran pada maknanya yang terpendam. Apalagi dalam mantram Tri Sandya itu terkandung ibu dari segala mantra, yaitu Gayatri.
Menurut Abinach Chandra Bose dalam bukunya Panggilan Weda, “Suatu sebab mengapa Gayatri dipandang doa yang mewakili semuanya di dalam Weda ialah karena Gayatri adalah doa untuk daya kekuatan yang dapat dimiliki orang ialah “dhi” yaitu kecerdasan yang tinggi yang memberikan padanya pengetahuan, materi dan kemampuan mengatasi hal-hal keduniawian. Sebagai halnya mata bagi badan, demikian “dhi” atau kecerdasan untuk pikiran”.
Manu menekankan hal ini secara khusus. la mengata-kan Gayatri merupakan nafas kehidupan para Brahmin. Ini adalah kebenaran.
Apakah yang lebih berguna untuk kemajuan spiritual kita selain bersembahyang atau bermeditasi kepada Tuhan yang menerangi dan memelihara akal budi manusia? Adalah yang lebih bermanfaat dari doa yang memohon agar pikiran kita diselamatkan dari kecendrungan dosa?
Bagi manusia tidak ada perisai yang lebih ampuh daripada mengembangkan sifat-sifat yang baik. Gayatri menganugrahkan kekuatan batin untuk membantu mengembangkan tenaga tersebut, maka doa ini harus dilakukan dengan cermat pada saat yang tepat. Untuk pertumbuhan tubuh, makanan yang murni dan sattwik sangat diperlukan. Demikian pula kecemerlangan matahari harus didapatkan dan diserap untuk memperkuat cahaya batin manusia dalam bentuk imajinasi yang kreatif. Bila kekuatanj jiwa bertambah. daya pengertian dan pertimbanganpun menjadi lebih aktif terarah pada jalur-jalur yang bermanfaat. Bila kekuatan berkurang maka daya pengertian dan pertimbangan melemah dan membuat kita kecewa. Jadi apabila tenaga matahari diserap pada waktu yang tepat, ia akan seperti benih yang ditanam pada musim yang tepat dan hasil panennya pun terjamin. Teknik proses ini telah ditetapkan oleh para Rsi zaman dahulu demi kebaikan semua peminat spiritual. Kalau kita mau mempelajari dan mempraktekkan pesan para Rsi tentu kita akzr kebenaran jalan yang ditempuh para Rsi melalui pengalaman kita sendiri. Karena itu marilah kita mengaktifkan untuk ber-Tri Sandya agar kita dapat menyeberangi kehidupan dengan selamat.
Tiga Kerangka Agama Hindu
September 07, 2011
Mengutip artikel berikut, Agama Hindu memiliki tri kerangka yaitu:
1. Tatwa
2. Susila
3. Upacara.
Ketiga kerangka Agama Hindu diatas harus diwujudkan secara nyata
dalam kehidupan sehari-hari oleh umat Hindu, karena menjadi satu
kesatuan yang tak terpisahkan. Jika dalam kehidupan sehari-hari hanya
menonjolkan hanya salah satu diantara ketiga diatas akan dapat
memunculkan sifat-sifat negatif.
1. Tatwa (filsafat) tanpa susila =muncul sifat munafik, sombong, dan angkuh.
2. Susila tanpa upacara (dalam arti luas) = muncul rasa fanatik.
3. Upacara tanpa didasari tatwa dan susila= muncul sifat dogmatis.
Tiga kerangka Agama Hindu diatas mirip dengan Tiga sifat manusia indonesia yang di anugerahkan TUHAN YME yaitu :
1. Jujur
2. Cerdas
3. Ingin jadi pejabat (legislatif, eksekutif, yudikatif, sipil,militer) disingkat pejabat
2. Cerdas
3. Ingin jadi pejabat (legislatif, eksekutif, yudikatif, sipil,militer) disingkat pejabat
Namun sayangnya TUHAN YME hanya mengizinkan setiap Manusia
Indonesia memiliki 2 saja dari 3 anugerah tersebut sehingga Manusia
Indonesia terdiri dari 3 golongan :
1. Pejabat dan Jujur maka dapat dipastikan dia tidak cerdas
2. Pejabat dan Cerdas maka dapat dipastikan dia tidak jujur
3. Jujur dan Cerdas maka dapat dipastikan dia bukan pejabat
2. Pejabat dan Cerdas maka dapat dipastikan dia tidak jujur
3. Jujur dan Cerdas maka dapat dipastikan dia bukan pejabat
Agama Hindu mesti Dihayati Utuh
Agama Hindu mesti dihayati secara utuh. Artinya, agama tidak hanya
dihayati, direnungkan, dan dicamkan. Tetapi mesti diwujudkan dalam
perilaku sehari-hari. Agama bukan hanya diomongkan melainkan
dilaksanakan dengan penuh keyakinan yang bermuara pada logika dan rasa
batin (atmanastuti) .
Karena itu, dalam agama yang dipentingkan adalah kesucian batin.
Agama Hindu memiliki tri kerangka yaitu tatwa, susila dan upacara. Ini
pun mesti diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, karena
menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Jika hanya menonjolkan tatwa
(filsafat) tanpa diwujudkan dengan susila akan dapat memunculkan
sifat-sifat munafik, sombong, dan angkuh. Jika hanya menonjolkan susila
tanpa upacara (dalam arti luas), dapat menimbulkan rasa fanatik. Apabila
menonjolkan upacara saja tanpa didasari tatwa dan susila, akan bisa
bersifat dogmatis.
Sembahyang sebelum berhubungan badan
September 07, 2011
Kesucian dalam berhubungan sex, banyak diatur dalam Manawa Dharmasastra, dll. :
1. Hubungan sex dalam Hindu tidak semata-mata “for fun” tetapi yang
lebih utama adalah untuk mendapat keturunan yang disebut sebagai “dharma
sampati” Dengan demikian sex di luar nikah, menurut Hindu adalah dosa,
termasuk “paradara” dalam trikaya parisuda (kayika).
2. Hubungan sex antara Suami /Istri agar dilakukan secara sakral :
a. Membersihkan badan/mandi terlebih dahulu
b. Sembahyang mohon restu Dewa-Dewi Smara Ratih
c. Hubungan sex jangan dilakukan :
- ketika sedang marah, mabuk, tidak sadar, sedih, takut, terlalu senang.
- ketika wanita sedang haid
- waktu yang tidak tepat : siang kangin (fajar), bajeg surya (tengah hari), sandyakala (menjelang matahari terbenam), purnama, tilem, rerainan (hari raya), odalan, sedang melaksanakan upacara panca yadnya.
- jangan meniru “gaya binatang”, yang disebut “alangkahi akasa” (melangkahi angkasa)
- dalam berhubungan sex selalu berbentuk “lingga-yoni”
- ketika sedang marah, mabuk, tidak sadar, sedih, takut, terlalu senang.
- ketika wanita sedang haid
- waktu yang tidak tepat : siang kangin (fajar), bajeg surya (tengah hari), sandyakala (menjelang matahari terbenam), purnama, tilem, rerainan (hari raya), odalan, sedang melaksanakan upacara panca yadnya.
- jangan meniru “gaya binatang”, yang disebut “alangkahi akasa” (melangkahi angkasa)
- dalam berhubungan sex selalu berbentuk “lingga-yoni”
d. Kalau senang hubungan sex diiringi musik, pilih yang slow/tenang,
jangan lagu dangdut atau yang ribut/underground atau house- music,
apalagi gaya tripping. Makanya di Bali dahulu ada gambelan “semare
pegulingan” (artinya : asmara di tempat tidur) adalah jenis gambelan khas yang di tabuh di Puri-Puri disaat Raja sedang berintim ria dengan Permaisuri. Lama-lama menjadi ’semar pegulingan’ jangan salah arti, ada yang mengartikan ‘tualen gelalang-geliling’
pegulingan” (artinya : asmara di tempat tidur) adalah jenis gambelan khas yang di tabuh di Puri-Puri disaat Raja sedang berintim ria dengan Permaisuri. Lama-lama menjadi ’semar pegulingan’ jangan salah arti, ada yang mengartikan ‘tualen gelalang-geliling’
3. Bila hubungan sex dilaksanakan dengan patut sesuai swadharma kama
sutra, maka anak yang lahir mudah-mudahan berbudi pekerti yang baik,
menuruti nasihat ortu, rajin sembahyang, pintar, sehat, pandai bergaul
dan hidupnya sukses. Tetapi bila hubungan sex menyimpang, maka anak yang
lahir disebut anak “dia-diu” yakni : bandel, menyakiti hati ortu,
bodoh, jahat, banyak musuh, sulit hidupnya, sakit-sakitan.
Bhagawan Dwija
=====================================================
Asmaragama
Teori yang diambil dari kata ASMARA dan SENGGAMA,
bukan saja hanya sekedar memaparkan tehnik bercinta, tapi juga
menyediakan track untuk pemahaman seks yang benar, mulai dari merawat
rasa sampai mendapatkan kepuasan…
Ada 5 tahapan dalam asmaragama
Asmaranala
Cinta itu diyakini sebagai awal yang baik untuk memulai sebuah hubungan seks.
Dimana getaran yang muncul saat bertatapan jadi mutlak dimiliki, yang katanya ciuman pertama bukan dilakukan oleh bibir, melainkan mata…
Cinta itu diyakini sebagai awal yang baik untuk memulai sebuah hubungan seks.
Dimana getaran yang muncul saat bertatapan jadi mutlak dimiliki, yang katanya ciuman pertama bukan dilakukan oleh bibir, melainkan mata…
Asmaratura
Yang dimaksud adalah respek, tanpa respek tak akan terjalin hub seks yang sehat & dalam, respek akan menutup segala kekurangan yg ada dalam diri pasangan kita..
walau badan pasangan kita kurus kering ato hitah legam, dengan respek maka dia akan tetap indah di mata kita…
Yang dimaksud adalah respek, tanpa respek tak akan terjalin hub seks yang sehat & dalam, respek akan menutup segala kekurangan yg ada dalam diri pasangan kita..
walau badan pasangan kita kurus kering ato hitah legam, dengan respek maka dia akan tetap indah di mata kita…
Asmaraturida
Senda gurau yang mesra dianggap bisa jadi rangsangan pada pendengaran kita,
ya ga perlu ngelawak kaya jojon sih, cukup tentang hal2 lucu yang terjadi dikeseharian aja… Tujuannya …supaya rileks….
ya ga perlu ngelawak kaya jojon sih, cukup tentang hal2 lucu yang terjadi dikeseharian aja… Tujuannya …supaya rileks….
Asmaradana
Boleh dong belajar jadi penyair…ucapkan kata2 yang manis dan lembut ke telinga pasangan, ini sama aja dengan membelai hatinya…kalau selama ini cowo dikenal pinter ngrayu, sesekali kenapa gak cewe yg jadi perayu ulung….toh cowo juga seneng dirayu….
Boleh dong belajar jadi penyair…ucapkan kata2 yang manis dan lembut ke telinga pasangan, ini sama aja dengan membelai hatinya…kalau selama ini cowo dikenal pinter ngrayu, sesekali kenapa gak cewe yg jadi perayu ulung….toh cowo juga seneng dirayu….
Asmaratantra
ciman memang bisa jadi pematik gairah yang sangat dahsyat, makanya jangan lewatkan foreplay tanpa yang satu ini… taburkan ciuman di berbagai tempat ditubuhnya… coba deh cium bagian2 yang biasanya luput dari bibir….. hmmm pasti seru…!!!
ciman memang bisa jadi pematik gairah yang sangat dahsyat, makanya jangan lewatkan foreplay tanpa yang satu ini… taburkan ciuman di berbagai tempat ditubuhnya… coba deh cium bagian2 yang biasanya luput dari bibir….. hmmm pasti seru…!!!
Akhirnya…
Asamaragama
Puncak cinta kasih yang ditandai dengan aktivitas bercinta…
sebuah hubungan yang sangat dalam yang mampu menyatukan dua raga dalam satu jiwa…..
Puncak cinta kasih yang ditandai dengan aktivitas bercinta…
sebuah hubungan yang sangat dalam yang mampu menyatukan dua raga dalam satu jiwa…..
Asmaragama adalah filosofi hidup yang seyogyanya dimiliki setiap pasangan…
Kalo kamasutra lebih menitik beratkan pada berbagai posisi dalam bercinta, asmaragama lebih menitik beratkan pada soul dan perasaan yang harus dimiliki dalam bercinta…. yang tujuannya untuk membuat saat bercinta jadi momen yang penuh makna dan penghormatan, dimana kualitas sebuah hubungan dianggap jauh lebuh penting daripada kuantitasnya…
Kalo kamasutra lebih menitik beratkan pada berbagai posisi dalam bercinta, asmaragama lebih menitik beratkan pada soul dan perasaan yang harus dimiliki dalam bercinta…. yang tujuannya untuk membuat saat bercinta jadi momen yang penuh makna dan penghormatan, dimana kualitas sebuah hubungan dianggap jauh lebuh penting daripada kuantitasnya…
Asmaragama adalah suatu cara untuk menghayati kasih sayang, mempertinggi kualitas dan memperpanjang waktu bercinta…hmmm….
Demikian sekedar resep bagi kaum muda.
Langganan:
Postingan (Atom)