Selasa, 18 Oktober 2011
Ilmuwan Korsel Sukses Kloning Anjing Hutan
Oktober 18, 2011
Pengembangan anjing hutan kloning ini adalah hasil proyek Hwang yang didanai oleh pemerintah provinsi Gyeonggi dengan Kim Moon Soo sebagai gubernurnya.
Untuk melakukan kloning, pejabat kantor Kim mengatakan bahwa Hwang mengambil sel kulit anjing hutan. Selanjutnya, Hwang mentransplasikan sel kulit tersebut ke sel telur anjing yang telah dihilangkan intinya. Hasil kloning pertama berhasil dilahirkan pada 17 Juni lalu sementara yang lain menyusul.
Seluruh hasil kloning kini dikirim ke suaka margasatwa Pyeongtaek, 50 km selatan Seoul. Keberhasilan kloning ini bagi Hwang bukan pertama kalinya. Tahun 2005, ia berhasil mengkloning anjing bernama Snuppy.
Korea Selatan telah sukses mengembangkan kloning serigala, sapi, kucing, anjing dan babi. Seluruh hasil kloning rencananya akan didistribusikan ke kebun binatang di Korea Selatan. Selain itu, anjing hutan kloning juga akan dilatih untuk hidup di alam bebas layaknya anjing hutan biasa.
Hwang merupakan salah satu pakar sel punca Korea Selatan. Ia sempat diagungkan berkat publikasi di jurnal Science tentang keberhasilannya mengembangkan sel punca dari embrio manusia. Namun, akhirnya reputasinya ternoda. November 2005, ia didakwa melanggar etika penelitian karena menerima sel telur dari staf penelitinya.
Tahun 2006, setelah diselidiki, penelitiannya ternyata hoax, tak ada sel punca yang berhasil diciptakan. Tahun 2009, Hwang menerima hukuman selama 2 tahun akibat pelanggaran etika penelitian. Meski salah satu penelitian Hwang adalah hoax, penelitian-penelitiannya yang lain telah diakui kebenarannya. Anjing Snuppy, misalnya, telah dikonfirmasi benar adanya.
"Supervolcano", Ancaman dari Dalam Bumi
Oktober 18, 2011
Danau Toba terlihat dari Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (25/7/2011). Danau Toba adalah danau terbesar di Indonesia. Danau hasil volcano tektonik terbesar di dunia, dengan panjang danau 87 kilometer dan lebar 27 kilometer, terbentuk dari letusan gunung berapi raksasa (supervolcano) yang terjadi sekitar 75 ribu tahun lalu.
Istilah supervolcano awalnya dipopulerkan oleh kantor berita Inggris, BBC, dalam siarannya, Horizon tahun 2000. Sebelum itu, ahli vulkanologi dan geologi belum menggunakan istilah ini. Saat ini istilah supervolcano populer digunakan untuk menyebutkan gunung api yang dapat memuntahkan sedikitnya 300 kilometer kubik magma dalam letusannya.
Kekuatan letusan supervolcano, kebanyakan berada pada tingkat 8 dalam Volcanic Explosivity Index (VEI). Selain istilah supervolcano, yang sering digunakan untuk menyebut letusan dahsyat gunung berapi jenis ini adalah supereruption atau megakaldera.
Catatan geologis menunjukkan, setidaknya setiap 100.000 tahun terjadi letusan supervolcano. Tak ada lagi kesangsian bahwa bumi akan mengalami lagi ledakan supervolcano. Pertanyaannya bukan mungkinkah terjadi letusan supervolcano, melainkan kapan akan meletus.
Letusan supervolcano yang terbaru terjadi di North Island, Selandia Baru, pada 26.500 tahun lalu. Letusan ini membentuk Danau Taupo. Letusan supervolcano Toba di Sumatera Utara yang terjadi pada 73.000 tahun lalu (Youngest Toba Tuff/YTT) merupakan yang terkuat dalam periode dua juta tahun terakhir. Letusan ini mengeluarkan 2.800 km kubik magma dan tergolong letusan supervolcano kelas menengah.
Geological Society of London pada 2005 melaporkan, beberapa letusan supervolcano berdampak lebih buruk lima sampai 10 kali lipat dibandingkan terjangan asteroid. Beberapa letusan supervolcano yang lebih tua berdampak sangat besar terhadap bumi. Misalnya, ledakan Siberian Traps di Siberia pada 250 juta tahun lalu yang diduga memunahkan 90 persen spesies di lautan. Ledakan Deccan Traps di India yang berbarengan dengan tumbukan meteorit diduga telah menghabisi era dinosaurus.
Beberapa letusan supervolcano lain pernah terjadi di Island Park Caldera, Idaho, Amerika Serikat, sekitar 2,1 juta tahun lalu yang memuntahkan 2.500 kubik magma. Letusan supervolcano juga teridentifikasi terjadi di Cerro Galan, Argentina, pada 2,5 juta tahun lalu, serta di Atana Ignimbrite, Cile, sekitar 4 juta tahun lalu.
Yellowstone di Amerika Serikat merupakan salah satu supervolcano yang saat ini dikhawatirkan akan meletus lagi. Catatan geologi menyebutkan, periode letusan Yellowstone adalah 600.000 tahun sekali. Saat ini sudah 620.000 tahun sejak letusan terakhir terjadi. Jika Yellowstone kembali meletus sebagaimana letusannya terakhir, separuh AS akan tertutup abu hingga satu meter.
Kekuatan letusan supervolcano, kebanyakan berada pada tingkat 8 dalam Volcanic Explosivity Index (VEI). Selain istilah supervolcano, yang sering digunakan untuk menyebut letusan dahsyat gunung berapi jenis ini adalah supereruption atau megakaldera.
Catatan geologis menunjukkan, setidaknya setiap 100.000 tahun terjadi letusan supervolcano. Tak ada lagi kesangsian bahwa bumi akan mengalami lagi ledakan supervolcano. Pertanyaannya bukan mungkinkah terjadi letusan supervolcano, melainkan kapan akan meletus.
Letusan supervolcano yang terbaru terjadi di North Island, Selandia Baru, pada 26.500 tahun lalu. Letusan ini membentuk Danau Taupo. Letusan supervolcano Toba di Sumatera Utara yang terjadi pada 73.000 tahun lalu (Youngest Toba Tuff/YTT) merupakan yang terkuat dalam periode dua juta tahun terakhir. Letusan ini mengeluarkan 2.800 km kubik magma dan tergolong letusan supervolcano kelas menengah.
Geological Society of London pada 2005 melaporkan, beberapa letusan supervolcano berdampak lebih buruk lima sampai 10 kali lipat dibandingkan terjangan asteroid. Beberapa letusan supervolcano yang lebih tua berdampak sangat besar terhadap bumi. Misalnya, ledakan Siberian Traps di Siberia pada 250 juta tahun lalu yang diduga memunahkan 90 persen spesies di lautan. Ledakan Deccan Traps di India yang berbarengan dengan tumbukan meteorit diduga telah menghabisi era dinosaurus.
Beberapa letusan supervolcano lain pernah terjadi di Island Park Caldera, Idaho, Amerika Serikat, sekitar 2,1 juta tahun lalu yang memuntahkan 2.500 kubik magma. Letusan supervolcano juga teridentifikasi terjadi di Cerro Galan, Argentina, pada 2,5 juta tahun lalu, serta di Atana Ignimbrite, Cile, sekitar 4 juta tahun lalu.
Yellowstone di Amerika Serikat merupakan salah satu supervolcano yang saat ini dikhawatirkan akan meletus lagi. Catatan geologi menyebutkan, periode letusan Yellowstone adalah 600.000 tahun sekali. Saat ini sudah 620.000 tahun sejak letusan terakhir terjadi. Jika Yellowstone kembali meletus sebagaimana letusannya terakhir, separuh AS akan tertutup abu hingga satu meter.
Kalsium Tinggi pada Tulang Ikan Lele
Oktober 18, 2011
Kerupuk aci tidak mengandung kalsium, sedangkan kerupuk udang dan kerupuk ikan tenggiri masing-masing mengandung 332 mg dan 2 mg kalsium per 100 gram kerupuk.
Ini adalah hasil penelitian Oktaviana Rahmawati dan Pratama Rachmat, siswa SMA Muhammadiyah 1 Solo yang memenangkan juara III Bidang IPS dan Humaniora pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia yang digelar 9-14 Oktober lalu di Kementerian Pendidikan Nasional.
"Saya gemar makan ikan lele dan saya lihat tulang lele menumpuk dibuang begitu saja. Lalu tercetus ide untuk memanfaatkannya menjadi kerupuk," kata Pratama.
Selain kalsium, tulang ikan lele dumbo yang diolah menjadi kerupuk juga mengandung fosfor, yakni 129,1 mg per 100 gram kerupuk serta mengandung kalori, protein, lemak, dan karbohidrat.
Tulang lele dumbo diolah dulu menjadi tepung sebelum dibuat menjadi kerupuk dengan tambahan tepung tapioka, tepung terigu, dan bumbu-bumbu dengan komposisi tertentu. "Kami uji coba berkali-kali setelah sebelumnya bertanya kepada perajin kerupuk, mencari di internet, dan mendapat bimbingan dari guru Kelompok Ilmiah Remaja di sekolah," kata Oktaviana.
Pemilihan lele dumbo karena yang paling banyak digunakan saat ini di warung makan dan pemancingaan sehingga mudah diperoleh dan harganya lebih murah dibanding lele lokal. Selain mengandung kalsium tinggi, kerupuk tulang lele dumbo juga memiliki prospek tinggi untuk wirausaha. Dengan modal Rp 66.600 dapat diperoleh 1.022 kerupuk berukuran diameter 5 cm. Jika dikemas menjadi 102 bungkus dengan harga jual Rp 2.000/bungkus akan memberi keuntungan bersih Rp 137 .400.
Saat ini, menurut pembimbing KIR SMA Muhammadiyah 1 Solo, Sri Darwati, pihaknya berencana mendaftarkan paten atas temuan ini. Temuan siswa sekolah ini tahun 2002, yakni simplisia biji pepaya untuk obat cacing yang menang lomba tingkat nasional terlambat dipatenkan, sehingga digunakan oleh sebuah pabrik jamu tanpa izin.
"Kami terkendala mahalnya biaya pengurusan paten yang mencapai Rp 12 juta," kata Darwati didampingi kepala SMA Muhammadiyah 1 Solo, Trikuat.
NASA Rilis Peta Topografi Digital Bumi Terbaik
Oktober 18, 2011
NASA merilis peta topografi digital terbaik yang pernah ada, Senin (17/10/2011) kemarin. Peta yang disebut dengan global digital elevation model tersebut dibuat dengan citra yang diambil oleh Japanese Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER), instrumen yang terdapat di satelit TERRA milik NASA.
Peta tersaji dalam bentuk 3D, dibuat dengan menggabungkan sepasang gambar 2D untuk menciptakan kedalaman. Versi pertama dari peta ini telah dirilis NASA dan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang pada tahun 2009.
"ASTER global digital elevation model sudah menjadi peta topografi yang paling komplet dan konsisten di dunia. Dengan pengembangan ini, resolusi yang dimiliki dalam banyak aspek sebanding dengan data AS dari Shuttle Radar Topography Mission NASA dan mampu mencakup wilayah yang lebih luas," kata Woody Turner, ilmuwan yang terlibat program ASTER di kantor pusat NASA, Washington.
Data ASTER mencakup 99 persen wilayah dataran Bumi, yang membentang dari 83 derajat lintang utara hingga 83 derajat lintang selatan.
Versi peta yang telah dikembangkan berhasil menambah 260.000 pasangan gambar stereo untuk meningkatkan cakupan wilayah. Fiturnya mencakup resolusi spasial yang telah dikembangkan, peningkatan akurasi vertikal dan horizontal, cakupan yang lebih realistis di wilayah perairan, serta kemampuan mengidentifikasi danau yang diameternya hanya 1 km.
Peta ini tersedia online dan bisa diakses siapa pun tanpa biaya. "Data dari peta bisa diaplikasikan secara luas, dari perencanaan pembangunan jalan raya dan perlindungan tanah yang punya nilai lingkungan dan kultural, hingga mencari potensi alam tertentu," kata Mike Abrams, pemimpin tim ilmuwan ASTER di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena.
Sumber :
14.000 Bintang Baru Terdeteksi
Oktober 18, 2011
Ilmuwan NASA berhasil mendeteksi citra detail wilayah pembentukan bintang baru yang berjarak sangat jauh dari Bumi. Citra menakjubkan itu diambil dengan Chandra X Ray Observatory.
Berdasarkan publikasi Daily Mail, Minggu (16/10/2011), citra tersebut menunjukkan Nebula Carina, area lengan Sagitarius-Carina Bimasakti, di mana menjadi tempat kelahiran bintang-bintang baru. Sejauh ini, 14.000 bintang telah terdeteksi di area yang berjarak 7.500 juta tahun cahaya dari Bumi itu.
Setelah dianalisis, ilmuwan percaya bahwa beberapa bintang raksasa yang ada telah hancur dalam ledakan supernova. Mereka mengetahuinya dari pengurangan sinar X yang terjadi di gugusan utara yang disebut Trumpler 15.
Deteksi kemungkinan adanya 6 bintang neutron, yang bagian inti padatnya tersisa setelah ledakan supernova, menambah bukti bahwa aktivitas supernova meningkat di Carina. Sebelumnya, hanya ditemukan 1 bintang baru di Carina.
Langganan:
Postingan (Atom)