Sabtu, 19 November 2011
Misteri Kepala Mumi Raksasa di Peru
November 19, 2011
Sebuah tengkorak besar ditemukan di Peru. Kepala berbentuk aneh ini, berukuran hampir sebesar tubuhnya telah membuat bingung para antropolog. Kepala tengkorak itu adalah salah satu dari dua yang ditemukan di kota Andahuaylillad di selatan propinsi Quispicanchi.
Kerangka ini ditemukan oleh Renato Davila Riquelme. Riquelme bekerja untuk museum Privado Ritos Andinos di Cusco, Peru. Dia mengatakan bahwa rongga mata kerangka tersebut jauh lebih besar dari biasanya yang terlihat pada manusia.
Dalam kerangka itu terlihat ubun-ubun yang terbuka seperti yang dimiliki anak-anak di tahun pertama. Namun, tengkorak itu juga memiliki dua graham besar yang hanya ditemukan pada manusia yang usianya lebih tua.
Riquelme menambahkan tengkorak yang ditemukannya itu menarik perhatian tiga antropolog dari negara yang berbeda. Para antropolog itu dari Spanyol dan Rusia. Mereka tiba di museum baru sepekan lalu untuk menyelidiki temuannya. Dan antropolog itu sepakat jika kerangka itu bukanlah kerangka manusia. Mereka pun tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
"Mekipun penilaian itu dangkal, tapi jelas bahwa kerangka tidak sesuai dengan setiap kelompok etnis di dunia ini," kata Riquelme seperti dikutip dari Daily Mail.
Sisa-sisa bola mata diperkirakan akan membantu untuk menentukan genetik DNA dan akan akan memberikan jawaban, apakah kerangka itu manusia atau bukan.
Sedangkan kerangka satunya lagi dianggap tidak lengkap. Kerangka tersebut tidak memiliki wajah dan tampaknya dibungkus dalam lapisan sebagai posisi, plasenta janin.
Kerangka ini ditemukan oleh Renato Davila Riquelme. Riquelme bekerja untuk museum Privado Ritos Andinos di Cusco, Peru. Dia mengatakan bahwa rongga mata kerangka tersebut jauh lebih besar dari biasanya yang terlihat pada manusia.
Dalam kerangka itu terlihat ubun-ubun yang terbuka seperti yang dimiliki anak-anak di tahun pertama. Namun, tengkorak itu juga memiliki dua graham besar yang hanya ditemukan pada manusia yang usianya lebih tua.
Riquelme menambahkan tengkorak yang ditemukannya itu menarik perhatian tiga antropolog dari negara yang berbeda. Para antropolog itu dari Spanyol dan Rusia. Mereka tiba di museum baru sepekan lalu untuk menyelidiki temuannya. Dan antropolog itu sepakat jika kerangka itu bukanlah kerangka manusia. Mereka pun tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
"Mekipun penilaian itu dangkal, tapi jelas bahwa kerangka tidak sesuai dengan setiap kelompok etnis di dunia ini," kata Riquelme seperti dikutip dari Daily Mail.
Sisa-sisa bola mata diperkirakan akan membantu untuk menentukan genetik DNA dan akan akan memberikan jawaban, apakah kerangka itu manusia atau bukan.
Sedangkan kerangka satunya lagi dianggap tidak lengkap. Kerangka tersebut tidak memiliki wajah dan tampaknya dibungkus dalam lapisan sebagai posisi, plasenta janin.
FOTO: "Patung Hidup" di Museum Juming
November 19, 2011
Museum seni yang tertelak di New Taipei ini menjadi salah satu andalan wisata Taiwan. Namanya, Museum Juming. Berisi karya patung dari berbagai macam bahan: perunggu, batu, keramik, stainless steel, bahkan steorofoam.
Sebagian besar koleksi berada di luar ruangan. Termasuk yang bertemakan Taichi -- yang pernah dipamerkan di sejumlah kota penting di seluruh dunia.
Ju Ming, sang seniman, juga membuat serial karya bertema "Living World", menggambarkan kehidupan manusia di zaman modern. Berdasarkan pengamatannya selama berada di luar negeri. Ia juga menciptakan karya bertema tentara Republik China, atau dikenal dengan Taiwan.
Nama asli Ju Ming adalah Ju Chuan-tai, ia lahir di Mialoi, Tongsiao pada 1938, sebagai anak kesebelas dari keluarga miskin. Seperti yang tertera dalam museum Ju Ming, pada usia ke-15, ia bergabung dalam proyek renovasil Kui Cihui. Ia berhenti dari pekerjaannya sebagai kasir dan menjadi murid seniman, Lee Chin-cuan, selama 3 tahun, empat bulan.
Pada 1961, ia menikahi gadis sekampung halaman. Sebuah patung berjudul “A Girl Playing with Sand” ia persembahkan sebagai tanda cintanya. Alhasil, itu menjadi salah satu karya terbaiknya -- yang membuatnya tenar.
Ketekunan dan karyanya yang unik dan berkarakter adalah salah satu faktor yang membuat nama Ju Ming mendunia.
"Dengan usaha keras, bebek jelek bisa berubah menjadi angsa yang anggun," kata dia saat menerima gelar doktor kehormatan bidang seni dari Fu Jen Catholic University. (eh)
• VIVAnews
Langganan:
Postingan (Atom)